Jakarta, Aktual.com — Politisi Golkar Mahyudin mengajak seluruh kader partai berlambang pohon beringin saling menyadari pentingnya persatuan dan kesatuan dalam menjalankan roda organisasi. Gelaran Munas yang rencananya dihelat Mei atau Juni mendatang, diharapkan menjadi sarana untuk mewujudkan hal itu.
Ia menekankan demikian dalam acara silatuhrami dan dialog Poros Muda Golkar (PMG) pro visi negara kesejahteraan 2045 di Jakarta, Rabu (9/3) malam.
Menurutnya, siapapun kadernya tentu tidak menginginkan partainya mengalami konflik berkepanjangan. Termasuk poros muda Golkar yang disebutnya sebagai salah satu ahli waris Golkar. Sebab jika itu terus terjadi hingga berujung pada akhir kiprah partai, sejarah akan mencatatnya dalam lembaran hitam.
“Kita (tentu) tidak mau Golkar berakhir di era kita,” tegas Mahyudin.
Merujuk pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Golkar, tujuan berorganisasi ditekankan dia adalah mewujudkan cita-cita luhur Bangsa Indonesia. Mengembalikan cita-cita itulah yang menjadi salah satu visinya apabila dipercaya memimpin Golkar ke depan.
“Tujuannya bukan (semata) menang. Orang berpolitik yang ideal itu yang mempunyai cita-cita, bukan untuk berkuasa, untuk mencari duit, tetapi menjadikannya wadah memperjuangkan cita-cita,” kata Mahyudin.
“Cita-cita bangsa yang besar, cita-cita bagaimana mensejahterakan rakyat, bagaimana (menjadikan) Bangsa Indonesia disegani bangsa lain. Kita di Golkar belum tentu (memahami) AD/ART tentang tujuan dan cita-cita Golkar,” lanjutnya.
Dalam berbagai kesempatan, Mahyudin menyatakan kerap menekankan demikian. Termasuk bagaimana menjalankan Panca Bhakti Golkar yang berpihak pada Pancasila dan UUD 1945.
“Makin kesini kita makin tidak punya prinsip, kita terpengaruh perubahan zaman. Kita mulai berubah, idealisme kita hilang dan jadi pragmatis, kita jual harga diri,” tukasnya.
Artikel ini ditulis oleh: