Jakarta, Aktual.com — Ketua Organda DKI, Shafruhan Sinungan mengatakan, maraknya transportasi yang berbasis aplikasi seperti Uber taxi dan Grab car saat ini pelan-pelan membunuh keberadaan taksi konvesional.
“Perusahaan-perusahaan operator taksi yang resmi itu beberapa sudah tutup,” ucap Shafruhan kepada Aktual.com, Jakarta, Rabu (9/3).
Tutupnya beberapa perusahaan taksi konvesional tersebut lantaran omset pendapatan perusahaan menurun. Tak tanggung-tanggung, Shafruhan mengatakan penurunan omset mencapai 50 %.
“Akhir tahun lalu 40%, sekarang (Maret 2016) sudah di atas 50%. Tinggal tunggu saja semua perusahaan tutup,” tambah dia.
Shafruhan melanjutkan, persaingan antara taksi konvesional dan taksi berbasis aplikasi online juga dinilai tidak sehat. Pasalnya, perusahaan taksi online tersebut dapat dengan bebas menentukan tarifnya sendiri.
“Sementara, perusahaan-perusahaan taksi yang resmi itu argonya ditentukan pemerintah. Ini kan menjadi tidak sehat bersaingnya,” tuturnya.
Lebih lanjut, bilamana pemerintah masih saja membiarkan hal itu terjadi, maka, Shafruhan mengatakan, pemerintah sama saja sedang meciptakan penggangguran massal.
“Dengan membiarkan, pemerintah bukan membangun ekonomi justru membunuh pengusaha-pengusaha yang sudah berinvestasi luar biasa untuk memback up pemerintah. Ini pemerintah sedang meningkatkan pengangguran,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh: