Jakarta, Aktual.com — Kondisi harga properti di China saat ini tengah memanas, para investor properti lokal di china sekarang mencari di luar hot spot tradisional guna mendapat tawar-menawar dan memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dalam proyek-proyek properti. Mereka mulai ‘merambah’ dan melakukan ekspansi ke Dubai hingga perumahan mahasiswa di Manchester.
Para investor tersebut berasal dari orang-orang kaya dan dana ekuitas swasta yang membeli unit perumahan untuk perusahaan dan dana mendirikan usaha patungan lokal.
“Orang-orang berinvestasi di pasar negara berkembang untuk hasil yang lebih tinggi, harga awal yang lebih rendah, dan apresiasi modal yang lebih tinggi,” kata Direktur SPV global Clara Yeung, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (10/3).
“Beberapa berinvestasi, berprospek baik bagi perekonomian atau situasi politik, misalnya, World Expo 2020 di Dubai atau pergantian gubernur di Myanmar adalah beberapa alasan lain untuk berinvestasi di pasar-pasar berkembang,” sambungnya.
Orang China merupakan investor properti terbesar ketujuh di Dubai pada tahun lalu. Tercatat investasi yang masuk senilai USD463 juta dalam 9 bulan pertama 2015 dibandingkan dengan USD354 juta pada 2013. Demikian menurut Sajid Ali, Direktur Sumansa Exhibitions yang menyelenggarakan acara properti Dubai di Hong Kong pada Januari.
Investasi real estat kelembagaan China di New York dan Sydney mendekati angka USD6 miliar dan USD4 miliar pada tahun lalu. Angka ini naik dari USD1,2 miliar dan USD3,5 miliar pada setahun lalu.
“Harga rata-rata apartemen studio di daerah Hong Kong (Central) adalah 7 juta dolar Hong Kong (USD900 ribu), sedangkan untuk jumlah yang sama dapat membeli 7 studio apartemen di Dubai,” kata Ali.
Dengan demikian, hal tersebut menambahkan pengembalian investasi di Dubai sebesar 7,2 persen, dibandingkan Hong Kong yang hanya 2,8 persen.
Pengembang asal Dubai, Nakheel mengatakan para investor China membeli 70 persen dari 600 townhouse terjual di Warsan Villa, pengembangan dekat mal perbelanjaan Dragoncity. Nakheel juga menjual tanah, yang untuk freehold di Dubai.
“Banyak orang China membeli tanah dari kami, mereka ingin mengembangkan dan mereka ingin disewakan karena itu menjanjikan yield sekitar 10 persen untuk pembangunan,” kata Ketua Ali Rashid Ahmed Lootah.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka