Yogyakarta, Aktual.com – Salah seorang anggota “Jogjakarta Development Committee” atau Jogja DEC Dwi Martini Sovianingsih, mengaku sudah bergabung dengan organisasi tersebut, sejak 2014 lalu. Dan mendapatkan informasi tentang organisasi itu dari temannya.

Diungkapkan warga Kulon Progo ini, dirinya ditawari oleh temannya untuk masuk ke Jogja DEC, sebagai relawan.

“Setiap orang di tawari mau jadi relawan kemanusiaan atau tidak di daerah masing-masing,” kata warga Kulon Progo itu sambil menunjukkan kartu tanda anggota Jogja DEC miliknya, di Pendopo Ndalem Pujokusuman, Yogyakarta, Jumat (11/3).

Ibu rumah tangga yang sehari-harinya berprofesi sebagai pedagang itu, mengaku bergabung dengan Jogja DEC, karena mendapat iming-iming kesejahteraan.

“Katanya setiap apa saja yang diminta warga nanti bakal dikasih jalan dan akan disejahterakan,” ungkapnya.

Meski demikian, menurut dia, hingga saat ini dia mengaku belum menerima bantuan apapaun, karena sepengetahuannya program organisasi itu akan berlaku efektif mulai 2017.

“Sekarang memang belum, tapi nanti katanya ada dana kemanusiaan dari luar negeri, tanpa melalui pemerintah. Setiap anggota dijanjikan dapat 100-200 dolar kalau anaknya empat tinggal dilipatkan,” kata dia.

Kartu anggota yang ditunjukkan oleh Dwi memiliki kop bertuliskan Kabupaten KulonProgo Development Committe dengan logo organisasi itu. Kartu itu lengkap memuat nomor anggota, nama, alamat, tempat tanggal lahir, jabatan dalam organisasi yang tertulis: Kepala Sub Seksi, tinggi badan, golongan darah, serta level keanggotaan yang tertulis: Pioner yang ditandatangani ketua pengurus DEC Kabupaten Kulon Progo.

Sebelumnya diberitakan Jogja DEC disinyalir sebagai organisasi yang mirip dengan Gafatar. Namun pihak Jogja DEC, langsung membantah hal tersebut.

Dikatakan Dewan Wali Amanat Panitia Pembangunan Dunia untuk Wilayah Nusantara Jogja DEC, Totosantoso Hadiningrat, organisasi yang dipimpinnya merupakan organisasi kemanusiaan.

“Jogjakarta Development Committee bukan Gafatar ataupun Gafatar jilid dua, bukan teroris, akan tetapi didirikan dengan penuh welas asih untuk memanusiakan manusia,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara