Jakarta, Aktual.com — Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani, mencanangkan kampung Keluarga Berencana (KB), di Banjar Dinas Umahanyar, Desa Penarungan, Badung, Bali, Minggu (13/2).
“Upaya pencanangan kampung KB ini dilakukan karena Bali harus ikut berperan serta dan berpartisipasi dalam upaya pemenuhan bonus demografi yang akan didapatkan pastinya tahun 2020 hingga 2035,” ujar Puan Maharani dalam pidatonya di Mangupura.
Apabila Bali mampu memenuhi upaya mendukung program pemerintah dalam menargetkan bonus demografi itu, lanjut dia, maka Bangsa Indonesia mampu menjadi bangsa yang kuat.
Upaya ini harus dimulai dari merencanakan kelahiran anak, karena ini menjadi acuan terlaksana atau tidaknya program KB itu. “Oleh sebab itu, bukan hanya ibu-ibu saja yang harus KB. Namun, peran bapak juga harus ikut menyukseskan program KB yang dicanangkan pemerintah secara nasional,” katanya.
Acara pencanangan kampung KB yang digelar di Wantilan Pura Dalem Jati, Desa Penarungan, Badung, Bali, dihadiri Kepala BKKBN Pusat dr Surya Chandra Surapaty, Bupati Badung Bali, I Nyoman Giri Prasta dan Wakil Bupati I Ketut Suiasa dan segenap jajaran SKPD Provinsi Bali itu.
“Apabila kita sudah memiliki rencana untuk program dua anak, maka dijamin kelahiran anak untuk masa depan keluarga, lingkungan dan negara dalam membangun bangsa ke depan,” katanya.
Dalam acara itu, Puan Maharani juga meresmikan kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Bali, yang sebelumnya diundur pada 15-22 Maret 2016, karena berbenturan dengan Hari Suci Nyepi pada 9 Maret 2016.
Kepala KB di Desa Penarungan, Rianingsih mengatakan, upaya yang dilakukan untuk mengajak masyarakat di desa itu untuk ikut KB yakni, dengan menggalakkan program yang menjadi kebutuhan masyarakat, memiliki mobil pelayanan KB keliling melalui dana APBD Badung.
Selain itu, mobil pelayanan KB itu dapat digunakan untuk melayani vasektomi pada pria. “Kita memiliki kelompok KB pria yang sudah ada di Desa Petang, Badung yang jumlahnya mencapai 200 orang, sehingga bapak-bapak di daerah itu juga ikut bertanggungjawab dalam upaya KB ini,” ujarnya.
Ia mengakui, hambatan yang dihadapi dilapangan saat mengajak ibu-ibu untuk penggunaan KB yakni kelangkaan kader sehingga perlu adanya kader yang saat ini sering merangkap tugas seperti menjadi petugas posyandu.
“Saat ini kami mencatat ibu-ibu yang sudah mengikuti KB mampu meningkatkan derajat ekonomi keluarganya karena rata-rata dapat bekerja dan tidak hanya mengurus anak dan melahirkan,” ujarnya.
Keuntungan KB dapat menciptakan keluarga berkualitas dan meningkatkan kesejateraan keluarga. “Memiliki anak yang sudah bekerja dan membantu keluarga dan lingkungan membangun bangsa ke depannya kebih baik,” ujarnya.
Kemudian, peserta KB, Dian mengatakan, mengikuti program kontrasepsi KB karena ingin meningkatkan kualitas keluarga, untuk merencanakan masa depan keluarga.
“Ini sepakat dari suami dan istri,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara