Yogyakarta, Aktual.com – Hujan di kawasan Gunung Merapi dikhawatirkan ikut hanyutkan material sisa letusan tahun 2010 lalu, sehingga berpotensi timbulkan banjir susulan di hilir yang parah.
Koordinator Operasional Stasiun Klimatologi DIY, Joko menuturkan curah hujan di bagian utara DI Yogyakarta untuk tiga hari ke depan memang tinggi. Namun menurut dia potensi terjadinya banjir lahar merapi kecil.
“Karena banyak faktor yang memicu, bisa karena pendangkalan sungai dan lain-lain. Kita akan terus waspada,” ujar dia, kepada Aktual.com, Selasa (15/3).
Bagi warga yang tinggal di sepanjang aliran kali pun sudah diingatkan akan ancaman banjir susulan yang sedikit berbeda. Karena berpotensi ikut terbawanya sedimen pekat yang terdiri dari bebatuan, kerikil, pasir serta abu vulkanik.
Dituturkan dia lebih lanjut, intensitas curah hujan bulan Maret masih dalam kategori menengah hingga tinggi (150- 400 mm) untuk bagian utara DIY dengan potensi petir dan angin kencang.
“Sehingga perlu kewaspadaan masyarakat guna mengantisipasi dampak buruk akibat kondisi iklim ini. Namun, pertengahan Mei hingga akhir Yogyakarta akan memasuki awal musim kemarau 2016,” ujar dia.
Sementara itu, Anggota Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah DIY, Eka mengatakan pihaknya terus memantau perkembangan cuaca di daerah utara dengan berkomunikasi pada Klimatologi DIY.
Pada peristiwa luapan Kali Winongo Sabtu (12/3) pekan lalu, tak kurang 1.200 jiwa terdampak. Tersebar di beberapa titik, seperti wilayah Bener, Kricak, Pingit, Pringgokusuman, Pakuncen, Kragilan, Glondong, Jogonalan Lor dan Tirtonirmolo Kasihan.
Artikel ini ditulis oleh:
Nelson Nafis