Seorang karyawan mengamati pergerakan angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11). IHSG pada Senin sore ditutup menguat tipis sebesar 9,40 poin atau 0,2 persen ke 4.464,58 dengan 100 saham menguat, 175 melemah, dan 76 stagnan. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/kye/15.

Jakarta, Aktual.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi untuk melanjutkan apresiasi di jalur positif menuju target resisten psikologis terdekatnya, pasca penutupan kemarin bertengger di zona hijau.

“Kondisi tersebut memungkinkan IHSG bereaksi menguat kembali menuju resisten 4.925 dan 5.000 semakin terbuka,” tegas analis PT HD Capital Tbk, Yuganur Wijanarko dalam analisis hariannya, Kamis (17/3).

Untuk itu, ia merekomendasikan para pelaku pasar untuk membangun posisi beli. Makanya, langkah yang dilakukan para kaum banteng (kaum bullist, yang membeli saham) semakin kuat dengan mengoleksi saham berkapitalisasi besar.

“Langkah kaum banteng itu sekaligus membuat aksi jual dari kaum beruang mereda karena tekanan volatilitas regional juga sudan berkurang,” kata dia.

Dengan demikian, Yuganur menegaskan, adanya peluang penguatan lanjutan pada IHSG di perdagangan hari ini patut disikapi para pelaku pasar dengan mengakumulasi empat saham berikut ini:

1. BBNI dengan target trading di level Rp5.750.

Secara teknikal, pola perbaikan tren jangka pendek dan menengah pada emiten perbankan BUMN ini membuatnya menarik untuk diakumulasi. Melihat kinerja ekspektasi earnings ke depan di 2016 ada pada skenario kenaikan menuju resisten psikologis Rp5.750.

2. PTBA dengan target trading di level Rp6.750.

Meski harga minyak mentah dunia mulsi naik, tapi sempat berada pad level terendah sejak sepuluh tahun terakhir serta adanya valuasi sektor yang cukup murah, sehingga membuat saham batubara menarik untuk diakumulasi secara jangka menengah.

3. SMRA dengan target trading di level Rp1.720.

Secara teknikal, perbaikan tren jangka pendek dan menengah pada emiten properti ini dapat  digunakan sebagai peluang akumulasi untuk kontinuasi kenaikan menuju kisaran ke Rp1.720.

4. PPRO dengan target trading di level Rp245.

Pola perbaikan momentum dalam tren jangka pendek dan menengah pada emiten konstruksi BUMN ini dapat digunakan sebagai peluang trading mengikuti kontinuasi kenaikan berikutnya di atas resisten psikologis Rp245.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan