Jakarta, Aktual.com — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, siap menyesuaikan penurunan suku bunga kredit di tengah penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) dan Giro Wajib Minimum (GWM) primer.
Namun sebelum itu terjadi pemerintah dan bank sentral harus melakukan langkah penyesuaian kebijakan dulu. Yang terpenting adalah, mengendalikan inflasi lebih rendah, kembali menurunkan BI Rate dan GWM, serta menurunkan yield dari Surat Utang Negara (SUN).
“Jadi untuk suku bunga single digit, di kami (Bank Mandiri) sudah beberapa kali melakukan diskusi. Tapi yang penting harus ada pre condition dulu,” tadas Direktur Utama Mandiri yang baru, Kartika Wirjoatmodjo, di Jakarta, Senin (21/3) malam.
Langkah pertama pre condition itu, kata dia, tentu saja menurunkan inflasi lebih rendah lagi. Mungkin angka di 4 (+/-) 1 persen bisa terjadi. Serta masih adanya ruang untuk kelonggaran BI Rate dan GWM, maka perlu terus diturunkan.
BI sendiri sejauh ini sudah menurunkan BI Rate menjadi 6,75 persen dan GWM di angka 6,5 persen.
“Sehingga dengan penurunan BI Rate dan GWM plus yield SUN yang juga membaik harusnya di akhir tahun bisa makin positif. Sehingga kami bisa lebih mudah menyesuaikannya (suku bunga single digit,” lanjut dia.
Meski begitu, lanjut dia, pemerintah dan BI juga memang pasti memperhatikan kondisi perekonomian global. Saat ini bank sentral Amerika Serikat (AS) tidak jadi menaikkan the Fed fund rate. Sehingga akan berdampak pada arus modal masuk (capital inflow) ke dalam negeri yang semakin besar.
“Jadi bagi BI masih punya ruang dalam rate policy-nya. Jika GWM terus diturunkan, maka diharapkan likuiditas akan semakin membesar,” tegas dia.
Dengan kondisi demikian, pihak Mandiri mengaku siap menyesuaikan suku bunga dasar kredit (SBDK)-nya.
“Nanti kami akan lihat lagi arah kebijakan BI dan pemerintah juga. Kalau memungkinan, akan dimulai dengan (kredit) yang besar-besar,” tandas Tiko, panggilan akrabnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan