Jakarta, Aktual.com — Komisi III DPR RI membahas masalah penyelesaian aksi teroris di Kabupaten Poso dan peredaran narkoba bersama jajaran Polda Sulawesi Tengah dan Badan Narkotika Nasional Provinsi dalam rapat kerja di Palu, Selasa (22/3).

Rapat yang berlangsung di Aula Polda Sulawesi Tengah itu dipimpin anggota Komisi III Supratman Andi Agtas, dan dihadiri jajaran anggota Komisi III lainnya seperti Syarifudin Sudding, Nasir dan Ketua Komisi III Azis Syamsuddin.

Sementara dari jajaran Polda tampak hadir Kapolda Brigjen Pol Rudy Sufahriadi, Wakapolda Kombes Pol Leo Bonalubis, Karo Ops Kombes Pol Heri Nahak dan sejumlah pejabat lainnya di Polda Sulawesi Tengah.

Hadir juga Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Kombes Pol Djoko Marjatno dan jajarannya.

Sejumlah hal menarik dikemukakan Kapolda dan jajarannya dalam pertemuan tersebut, namun Rudy Sufahriadi meminta tidak dipublikasi oleh media karena terkait teknis penangkapan terduga teroris Santoso dan kawan-kawannya.

Rudy tidak ingin rencana strategis dari aparat untuk menangkap Santoso bocor ke publik sehingga akan menyulitkan proses penangkapan gembong teroris Santoso.

Rudy mengatakan banyak hal teknis yang tidak disadari oleh media terpublikasi sehingga dengan mudah diketahui publik dan sasaran operasi.

“Saya mohon maaf supaya ini tidak dipublikasi,” katanya.

Upaya Polda dan TNI menangkap Santoso disambut baik anggota Komisi III Supratman Andi Agtas.

Dia mengatakan Komisi III mengapresiasi positif atas upaya yang dilakukan aparat kepolisian dan TNI untuk mengamankan NKRI dari ancaman kelompok sipil bersenjata khususnya di Poso.

Jajaran Polda Sulawesi Tengah juga mendapat beberapa saran dan dukungan politik untuk kepentingan Polda Sulawesi Tengah.

Syarifuddin Sudding, misalnya, menyarankan agar operasi teroris di Poso juga mempertimbangkan aspek kemanusiaan sehingga tidak menimbulkan dendam yang berkepanjangan terhadap aparat.

“Perlu juga mempertimbangkan kelompok yang simpati dengan Santoso, sehingga diperlukan langkah khusus agar tidak berkepanjangan yang bisa merugikan aparat sendiri,” katanya.

Syarifuddin mengatakan penanganan teroris juga mendapat dukungan dari pihak lain jika cara-cara yang digunakan tepat.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara