Jogjakarta, Aktual.com – Tren calon perseorangan atau dikenal dengan istilah ‘independen’ untuk Pilkada 2017, tidak hanya terjadi di Jakarta.

Di Jogjakarta pun tren itu muncul untuk Pilkada yang bakal memilih Wali Kota. Yakni dengan adanya gerakan politik warga yang menamakan diri Jogja Independent atau JOINT2017.

Sejumlah 31 nama sudah dikumpulkan Joint2017 yang beranggotakan akademisi, praktisi bisnis, pegiat seni, pemerhati lingkungan dan kalangan lain yang menginisiasi gerakan ini.

Nama-nama itu dicomot dari berbagai elemen masyarakat untuk mengikuti konvensi bakal calon dan kemudian akan dikerucutkan untuk bertarung dengan calon-calon dari partai politik.

“Kami terus membuka pendaftaran bagi warga lain yang ingin ikut berpartisipasi dalam konvensi calon perseorangan ini” terang Yustina Neni, inisiator Gerakan Jogja Independent dalam sebuah diskusi di Yogyakarta, Rabu (23/3).

Dijelaskan dia, motivasi munculnya gerakan Jogja Independent 2017 tidak untuk memusuhi parpol yang selama ini dianggap tertutup dalam proses pemilihan calon. Namun lebih menitikberatkan pada alternatif bagi masyarakat dalam memilih pemimpin daerah.

Joint2017, yang mendeklarasikan diri pada Minggu (20/3) lalu juga dihadiri berbagai tokoh nasional. Di antaranya, mantan Komisioner KPK Busyro Muqoddas, seniman Butet Kertaredjasa, Djaduk Feriyanto, serta sineas perfilman Garin Nugroho. Garin sendiri juga ikut mencalonkan diri sebagai peserta konvensi.

Joint2017 menargetkan sekitar 45 ribu dari 25 ribu syarat minimal KTP yang harus dikumpulkan hingga batas akhir penjaringan pada 30 Maret 2016.

Dodok Putra Bangsa dari gerakan Warga Berdaya yang ikut mendukung dibentuknya gerakan Joint2017, memaknai gerakan ini sebagai bentuk pendidikan politik bagi masyarakat agar menjadi pemilih yang kritis, cerdas dan berani bersikap serta bertindak dalam memberikan hak politiknya.

“Yang paling penting adalah menukarkan suara warga dengan kebijakan yang nantinya dimiliki para calon itu jika terpilih, itu target kita,” ucap dia, kepada Aktual.com.

Diingatkannya juga agar gerakan ini berhati-hati supaya tidak menjadi kendaraan politik salah satu calon yang memiliki visi misi yang berseberangan dengan apa yang menjadi tuntutan/permasalahan masyarakat kota Yogyakarta sekarang.

Kota Jogjakarta sendiri menjadi salah satu Kota dari 76 Kabupaten/Kota yang dijadwalkan menggelar Pemilihan Kepala Daerah (Bupati/Walikota) pada Februari 2017 tahun depan.

Artikel ini ditulis oleh:

Nelson Nafis