Petugas keamanan bandara memantau rombongan kelompok terbang jamaah calon haji saat memasuki pesawat di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (21/8). Sebanyak 356 anggota jemaah calon haji asal Kabupaten Cilacap yang tergabung pada kelompok terbang pertama diberangkatkan ke Tanah Suci Mekkah melalui Bandara Adi Soemarmo. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc/15.

Surabaya, Aktual.com – Jumlah penumpang pesawat yang melayani jalur penerbangan perintis Sumenep-Surabaya dan sebaliknya, sejak akhir Januari 2016 hingga sekarang belum maksimal.

“Jumlah penumpang di jalur Sumenep-Surabaya pada kisaran 40 persen hingga 50 persen. Belum maksimal jika dibanding dengana jalur penerbangan perintis lainnya,” ujar Kepala Unit Penyelenggara Bandara Kelas III Trunojoyo Sumenep Wahyu Siswoyo di Sumenep, Jawa Timur, Kamis (24/3).

Sejak 28 Januari 2016, PT Airfast Indonesia mengoperasikan satu pesawat terbang jenis Twin Otter DHAC 300 dengan kapasitas angkut 15 penumpang guna melayani jalur penerbangan perintis yang menjadi tanggung jawabnya sebanyak dua kali dalam sepekan.

Rute penerbangan perintis yang dilayani oleh pesawat milik PT Airfast Indonesia itu adalah Sumenep-Surabaya dan sebaliknya, Surabaya-Bawean dan sebaliknya, Surabaya-Karimunjawa (Jawa Tengah) dan sebaliknya, dan Karimunjawa-Semarang dan sebaliknya.

“Sesuai data dari staf kami, jumlah penumpang pesawat di jalur Surabaya-Bawean dan Karimunjawa-Semarang, hampir 100 persen setiap kali terbang. Sementara di jalur Surabaya-Karimunjawa rata-rata 80 persen,” kata Wahyu.

Ia menjelaskan, sesuai hasil evaluasi sementara, animo calon pengguna jasa penerbangan perintis di jalur Sumenep-Surabaya dan sebaliknya memang rendah.

“Kondisi tersebut berbeda dengan tiga jalur penerbangan perintis lainnya. Selain jumlah pengguna jasanya tinggi, proses pemesanan tiketnya rata-rata dilakukan pada jauh hari sebelumnya,” ujarnya.

Wahyu juga mengemukakan, pihaknya selalu berkomunikasi dan berkoordinasi dengan pihak terkait di masing-masing pemerintah daerah yang wilayahnya menjadi jalur penerbangan perintis.

“Kami ingin ada sinergi dari pemerintah daerah supaya program penerbangan perintis tersebut benar-benar efektif (jumlah penumpang pesawatnya maksimal),” katanya.

Unit Penyelenggara Bandara Kelas III Trunojoyo adalah instansi kepanjangan tangan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang berada di Sumenep.

Pada 2015, Kemenhub memprogramkan penerbangan perintis di jalur Sumenep-Jember.

Namun, sesuai hasil evaluasi, calon pengguna jasa di jalur Sumenep-Jember minim dan selanjutnya pihak terkait di Kemenhub tidak lagi memprogramkan penerbangan perintis di jalur tersebut pada tahun ini.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara