Jakarta, Aktual.com — Pengamat politik Hendri Satrio menilai sindiran Ketum Megawati Soekarnoputri kepada Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), merupakan ‘privilege’ (keuntungan) yang didapat Ahok dari Megawati.

Menurutnya, Megawati yang biasanya diam dan tak banyak berkomentar terhadap tokoh politikus maupun pejabat, memiliki sikap berbeda terhadap Ahok.

“kemarin ‘kode’ dua pihak. Harusnya Ahok menganggap sebagai ‘privilege’,” kata Hendri, Kamis (24/3).

Menurut dia, bisa saja kode tersebut diartikan sebagai ‘arahan’ Mega kepada Ahok agar menjadi kader PDIP. Terlebih, menjelang Pilgub DKI 2017 mendatang. Sebelumnya juga Ahok sempat berpindah-pindah partai dari PIB, Golkar hingga Gerindra saat jadi calon Wagub DKI berpasangan dengan Joko Widodo.

PDIP, sambung dia, merasa sayang bila harus melepas Ahok dalam ajang Pilgub DKI yang hanya tinggal hitungan bulan. Sejumlah parpol yang sudah menyatakan dukungannya kepada Ahok juga memperbesar kemungkinan Ahok maju dari jalur parpol pada Pilgub DKI.

“(Ahok) kemungkinan maju parpol. Sudah ada Hanura dan Nasdem. Ahok butuh parpol seperti PDIP,” ujarnya.

Bahkan, Politikus PDIP Hendrawan Supratikno menyebut hubungan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Ahok sudah seperti ibu dan anak.

‎”Dari dulu hubungannya dekat. Ingat saat perayaan Natal dulu, Ketum sempat mendatangi rumah Ahok? Sudah seperti ibu dan anak,” katanya.

Diketahui, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri sebelumnya sempat menyindir Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat peluncuran buku Megawati pada Rabu (23/3) malam. Mega yang heran dengan kedatangan Ahok, melontarkan ucapan agar Ahok bersikap jantan.

“Pak Ahok itu datang. Saya heran juga dia datang. Jadi saya ke Pak Ahok ya begitu, ‘Yang jantan dong’,” kata Mega.

Artikel ini ditulis oleh: