Jakarta, Aktual.com — Di sela-sela ketegangan antara sopir taksi konvensional dengan taksi berbasis daring (online), masyarakat dikejutkan dengan ulah seorang artis yang seenaknya menghina Pancasila dan Proklamasi 1945 sehingga menimbulkan pertanyaan apakah dunia seni menghormati atau tidak dasar-dasar negara Republik Indonesia.
“Penyidik Kepolisian Daerah Metro Jaya sedang memeriksa para saksi kasus ini,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Mohamad Iqbal di kantornya, Jakarta, Rabu (23/03).
Artis Zaskia ‘Gotik’ baru-baru ini ketika sedang mengisi sebuah acara hiburan di sebuah televisi swasta mendapat pertanyaan tentang gambar pada sila kelima Pancasila dan kapan Proklamasi Republik Indonesia dinyatakan.
Dengan nada santai atau semaunya sendiri, Zakia mengatakan “bebek nungging” dan 32 Agustus”.
Kabarnya kalimat yang tak senonoh itu sempat disensor namun ternyata ada orang yang merekamnnya sehingga akhirnya sang pedangdut itu muncul ke permukaan, sehingga akhirnya sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) melaporkan artis tersebut ke Polda Metro Jaya.
Akibat ucapan yang tak terpuji itu, maka Zaskia dan beberapa artis lainnya dipanggil ke kantor polisi di Senayan Jakarta antara lain Julia Perez, Ayu Ting Ting dan aktor Raffi Achmad.
“Sebagai warga negara yang baik, kami datang ke polisi untuk memberikan keterangan,” kata Raffi Achmad yang keterangannya itu terdengar jutaan penonton televisi. Sementara itu, Julia Perez minta seluruh rakyat Indonesia memaafkan rekannya tersebut.
“Zakia sudah mendapat hukuman sosial,” kata Jupe alias Julia Perez yang di televisi nampak berdampingan dengan penyanyi lainnya Ayu Ting Ting.
Sederhanakah persoalan ini atau patutkah kasus ini hilang begitu saja bagaikan “ditiup angin” ? Omongan Zaskia ini sama sekali tidak pantas dianggap sebagai lelucon belaka, karena menyangkut Pancasila dan Proklamasi Republik Indonesia.
Kalau artis ini bergurau tentang ulang sesama artis lainnya, maka mungkin tidak akan timbul protes sama sekali atau sampai diajukan atau diadukan ke kantor polisi.
Tapi bayangkan jika seorang yang sudah dikenal masyarakat sampai tega hatinya berkata “bebek nungging” untuk menjelaskan gambar sebuah sila pada Pancasila atau “32 Agustus” untuk menyatakan kapan proklamasi dinyatakan maka kalimat-kalimat itu bukan lagi candaan atau ucapan yang diabaikan begitu saja.
Siapa pun juga termasuk orang yang sekolah di SMP apa pun juga alasannya tak patut sekalipun meremehkan Pancasila dan Proklamasi selama dia masih mengaku sebagai seorang warga negara Republik Indonesia dan masih mencari nafkah diTtanah Air tercinta ini.
Karena itu, langkah para penyidik Polda Metro Jaya untuk memeriksa Zaskia dan para saksi lainnya dalam kasus ini patut dipuji karena kalimat-kalimat ini diucapkan pada sebuah acara terbuka.
Kalau gurauan tentang ulang tahun seorang artis diplesetkan maka paling-paling hanya satu dua orang yang merasa “terhina” atau disepekan.
Tapi karena ini menyangkut harkat dan martabat sebuah negara maka tentu saja sama sekali tidak boleh “dikubur” begitu saja”.
Karena itu menyangkut soal pidana yang menyangkut penghinaan terhadap bangsa dan negara maka pantas sekli kalau Polda Metro Jaya mengusut kasus ini hingga tuntas mulai dari melakukan penyelidikan dan kemudian menjadi penyidikan hingga diajukan ke meja hijau atau pengadilan.
Kenapa diusut tuntas? Karena ini menyangkut kehormatan dan lambang-lambang negara maka jika kasus Zakia ini dibiarkan maka bisa jadi terjadi pada masa mendatang akan ada lagi orang- orang tertentu seperti artis yang lagi-lagi menghina Pancasila dan Proklamasi Republik Indonesia.
Setiap warga negara apa pun profesinya sama sekali tidak layak mencaci maki atau membuat pernyataan yang semaunya sendiri.
Zaskia yang akrab dengan panggilan “Si Neng” karena berasal dari Jawa Barat memang berkata “Ini pelajaran yang berharga buat Neng. Neng ingin menjadi orang yang lebih baik”. Kalimat ini diucapkan Zaskia kepada wartawan.
Sementara itu, Kepala Unit I Subdit Cybercrime Direktorat Reserse dan Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Komisaris Polisi Nico Setiawan menjelaskan bahwa semua peserta acara huburan itu sedang menjalani proses pengusutan atas dugaan telah terjadi penghinaan terhadap lambang- lambang negara.
Tahu diri Kasus ini walaupun dilakukan tetap pada prinsip azas praduga tak bersalah, tetap harus diusut hingga tuntas Kalau kaus ini dibiarkan atau diambangkan maka bisa menjadi preseden bagi kasus-kasus sejenis di masa mendatang.
Kalau omongan Zaskia ini “hilang begitu saja” maka bisa saja terjadi akan terjadi pengulangan-pengulangan di masa depan, karena bisa saja para pelakunya kemudian berujar “Kalau kasus Zaskia dibiarkan maka kenapa saya diusut terus”.
Yang lebih penting lagi adalah merendahkan martabat dan kehormatan bangsa kok akan dibiarkan saja dan menjadi contoh bagi pengulangan kasus serupa pada masa mendatang.
Pada tahun ini, ada kasus yang menyangkut aktor Saiful Jamil yang disangka melakukan tindakan pencabulan terhadap seorang pemuda dibawah umur.
Saiful langsung ditahan oleh Polsek Metro Kelapa Gading, Jakarta Utara. Jika saiful saja ditahan, maka kenapa kasus Zaskia ini bisa saja diambangkan pada sudah sangat jelas telah meremehkan lambang- lambang kehormatan dan martabat bangsa.
Apa sih hikmah kasus Zaskia ini? Siapa pun warga negara ini, apakah pejabat, wakil rakyat, wartawan, tentara ataukah polisi, orang awam, sama sekali tidak pantas menghina atau meremehkan lambang-lambang negara Apakah warga negara itu hanya seorang yang berpendidikan SMP atau doktor atau bahkan profesor harus menjunjung tinggi martabat dan kehormatan bangsa.
Kalaupun dia seorang artis atau aktor, maka tokoh penghibur rakyat masyarakat itu harus sadar bahwa dia tidak boleh menyerempet pada hal-hal yang berkaitan dengan lambang-lambang negara.
Artis atau aktor itu bisa saja berdalih bahwa dia tidak mengerti sedikitpun soal politik tapi dia harus tahu bahwa mengomentari atau bahkan menggunakan kata-kata yang kasar terhadap Pancasila maka sama saja artinya dengan menghina dasar negara ini.
Karena itu, kasus Zaskia ini harus menjadi dasar bagi seluruh artis dan aktor untuk berhati-hati dan berbicara di depan publik terutama dalam acara hiburan yang disiarkan televisi atau radio.
Sekali saja mereka salah ucapan, maka ratusan ribu atau bahkan jutaan orang akan mendengar ataupun melihatnya dan kalau sudah begitu bagaimana membantahnya.
Rendah atau minimnya tingkat pendidikan sama sekali tidak boleh dalih atau alasan untuk boleh berujar semaunya sendiri atau seenaknya sendiri.
Boleh saja seorang artis atau aktor hanya berpendidikan SMP, tapi kalau dia mempunyai tingkat intelektual tinggi dan “tahu diri” maka dia tidak kan ‘tergelincir’ gara-gara omongannya sendiri.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara