Jakarta, Aktual.com — Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengatakan bahwa peristiwa kebakaran yang terjadi di lembaga pemasyarakatan (Lapas) Bengkulu kemarin sudah diprediksi sebelumnya.
Hal ini lantaran kondisi lapas di Indonesia semakin lama kian penuh tanpa adanya pengembangan kapasitas lapas yang ada.
“Dari dulu saya sudah warning, karena penjara di Indonesia penghuninya selalu diatas kapasitas yang ditentukan,” kata Fahri di Komplek Parlemen, Senayan, Senin (28/3).
Menurut dia, dengan kondisi seperti itu tentu akan menjadi ‘bom waktu’. Jika sekarang lapas di Bengkulu mengalami, sangat mungkin lapas lainnya akan bernasib sama (Baca: Rutan Terbakar di Bengkulu, Tahanan Dipastikan Tidak Ada Yang Kabur).
“Setiap saat bisa saja meledak, tetapi kenyataannya itu bom waktu yang dipelihara,” curiganya.
Ia mengusulkan agar terpidana narkoba seharusnya dipisahkan dengan terpinda umum lainnya. Pasalnya, sambung Fahri, terpidana narkoba itu perlu penanganan dan pengawasan khusus (Baca: F-PKS: Diduga Terkait Narkoba, Kebakaran Malabero Harus Diinvestigasi Mendalam).
“Saya selalu usulkan agar tahanan narkoba dipindahkan. Tidak digabung. Harus ditangani secara khusus, juga teroris. Gabungan berbagai masalah ini bikin lapas kota tidak akan pernah stabil. Ada yang layak tapi sedikit. Yang mayoritas bom waktu, sehingga kalau tidak ada terobosan, ledakan ini tinggal menunggu waktu saja” tandas politikus PKS itu.
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang