Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said (tengah) didampingi Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto (kanan) dan Direktur Perencanaan Korporat PLN Nicke Widyawati (kiri) memberi paparan saat jumpa pers Forum Pemimpin Energi Baru Terbarukan dan Konvensi Energi (EBTKE) di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (5/3). Menteri ESDM berencana mempersiapkan Peraturan Pemerintah terhadap Dana Ketahanan Energi sehingga mekanisme pendanaan bisa melalui APBN maupun pinjaman agar target energi baru dan terbarukan pada 2025 mampu menyokong 25 persen energi nasional. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/kye/16

Jakarta, Aktual.com — Dugaan publik bahwa PT Pertamina (Persero) mendapat untung besar lantaran menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan harga yang tinggi dan tidak sesuai dengan kondisi harga minyak dunia yang sedang anjlok ditepis oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said.

Sudirman menegaskan bahwa keuntungan Pertamina dari selisih penjualan harga BBM tidak terlampau besar bahkan keuntungan tersebut tidak memungkinkan untuk dialokasikan dalam pembiayaan Dana Ketahanan Energi (DKE).

“Kecil itu, kecil, hanya selisih harga maka tidak akan sampai ke DKE,” tutur Menteri Sudirman di Ditjen Kelistrikan, Kuningan Jakarta, Senin (28/3).

Lebih lanjut dia menjelaskan, keuntungan yang kecil tersebut disimpan oleh Pertamina sebagai uang negara yang yang harus dilaporkan.

“Surplusnya punya negara dan akan disimpan oleh Pertamina. Pertamina akan diminta untuk melaporkan,” tandas Sudirman.

Namun seperti yang diketahui, pernyataan Sudirman ini kontradiktif dengan sikapnya beberapa bulan yang lalu untuk memangkas dana DKE dari selisih harga penjualan BBM.

Walaupun pada akhirnya niat Sudirman tersebut dibatalkan oleh Presiden Joko Widodo lantaran mendapat protes secara masif dari publik.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan