Jakarta, Aktual.com — Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) memberikan bantuan stimulan kepada pemerintah Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Dana tersebut diberikan untuk mengentaskan salah satu daerah tertinggal di NTB melalui peningkatan produktivas pertanian yang menjadi salah satu potensi di daerah tersebut.

“Nilai bantuan ini memang tidak begitu besar, karena sifatnya sebagai stimulan. Agar masyarakat termotivasi untuk mengembangkan potensi daerah, untuk keluar dari kata tertinggal,” ujar Dirjen Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Singgih Wiranto, dalam keterangan yang diterima Selasa (29/3).

Menurut Singgih, NTB memiliki 8 Kabupaten yang masih tertinggal. Dengan memberikan perhatian pada potensi ekonomi lokal, diharapkan mampu mengangkat daerah tersebut dari kata ‘tertinggal’.

“Potensi ekonomi di setiap daerah beda-beda. Misalnya di NTB ini, kita dorong untuk membudidayakan pertanian jagung. Kita berikan stimulan untuk mengembangkan ini. Mulai dari bibit unggul, pupuk, alat bantu pemikul, alat pengering dan sebagainya,” kata dia.

Terkait hal tersebut, saat panen raya jagung di Desa Buwun Mas Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat, Senin (28/3), Kemendes PDTT kembali memberikan bantuan kepada NTB, khususnya Kabupaten Lombok Barat sebesar Rp7 Miliar. Sebelumnya, Lombok Barat juga telah mendapatkan bantuan dana stimulan sebesar Rp5,7 Miliar.

Hasil panen jagung tersebut adalah hasil dari dana stimulan kepada Lombok Barat di Tahun 2015. Dana tersebut digulirkan dalam rangka peningkatan komoditas tanaman pangan, berupa bibit jagung dan pupuk.

“Pengembangan ekonomi daerah bisa melalui sektor apa saja. Kalau di Lombok Barat ini fokusnya melalui pertanian, salah satunya jagung ini. Ini bisa dicontoh, karena hasil stimulan yang kita berikan sangat bagus,” ujar Singgih.

Diakui Bupati Lombok Barat, Fauzan Khalid, sebagian besar desa di Kabupaten Lombok Barat masih dalam kategori desa tertinggal. Tingkat kemiskinan pun masih sangat tinggi, yakni 17,11 persen atau setara dengan 11.138 jiwa.

“Kami akan terus berusaha mengurangi tingkat kemiskinan. Tahun 2016 kami targetkan kurangi 2 persen dari angka kemiskinan ini. Kami optimis bisa, tapi salah satu syaratnya mudah-mudahanan Kemendesa bisa berikan stimulus yang lebih besar kedepannya, agar target bisa tercapai bahkan terlampaui,” ucap Fauzan.

“Yang nganggur sebenarnya kurang dari 5 persen. Meskipun demikian, tngkat kemiskinan masih tinggi,” tambahnya.

Kemiskinan di Lombok Barat, lanjutnya, 70 persen dari kalangan petani. Mayoritas petani kerap tidak bisa memberikan nilai tambah terhadap produk pertanian, sehingga nilai dari hasil pertanian cenderung kecil.

“Misalkan yang bekerja di sektor perkebunan nangka, pada waktu musim durian, nangka ini dibuang karena tidak laku. Padahal, jika angka ini bisa diolah, bisa memberikan nilai tambah untuk petani,” tutup dia.

Artikel ini ditulis oleh: