Jakarta, Aktual.com – Pengamat pendidikan Darmaningtyas mengkritisi kebijakan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang mencoret sebagian program rehabilitasi sekolah di ibukota.
Sebab renovasi gedung pendidikan merupakan program yang harus segera dilaksanakan dan tidak bisa ditunda-tunda. “Karena yang jadi korban anak, kalau sampai sekolahnya rusak,” ujar dia kepada Aktual.com, Selasa (29/3).
Salah satu yang bakal memberatkan siswa ketika sekolah rusak dan tidak laik pakai, maka peserta didik harus belajar di tempat lain. “Mereka harus numpang di sekolah lain yang jaraknya jauh,” beber lulusan Filsafat UGM itu.
Sebelumnya, Kadis Pendidikan DKI Sopan Adrianto mengatakan ada 823 dari total 1.708 gedung sekolah di DKI yang tidak layak pakai karena mengalami kerusakan ringan, sedang, ataupun berat.
Kata dia, tak seluruh pengajuan anggaran renovasi sekolah disetujui Ahok. “Misalnya, kita usulkan 20 kegiatan rehab, dikurangi jadi 10 karena keuangan daerah (terbatas),” ucapnya, beberapa saat lalu.
Karenanya, pada tahun 2016, hanya 156 sekolah yang diperbaiki dengan biaya Rp1,2 triliun. Sisanya, dikerjakan tahun depan senilai Rp3 triliun.
Sedangkan Ahok mengaku memangkas anggaran renovasi sekolah. Alasannya: anggarannya jauh lebih kecil dibanding proyek pengadaan UPS di Dinas Pendidikan yang kini berkasus di Bareskrim Mabes Polri. “Dulu kan kalau sekolah diperbaiki juga kontraktornya abal-abal, enggak beres, mutunya jelek,” ucap dia.
Artikel ini ditulis oleh: