Jakarta, Aktual.com — Aktor Hollywood, Leonardo DiCaprio memberikan dukungannya untuk membentuk kawasan perlindungan di kawasan ekosistem Leuser Aceh, yang mengancam satwa yang terancam punah tersebut.
Penggiat lingkungan ini memenangkan Piala Oscar untuk filmnya ‘The Revenant’ berkunjung ke Leuseur akhir pekan lalu dan menyatakan dukungannya untuk “menyelamatkan Ekosistem Leuser” melalui akun Twitter-nya.
Sementara itu, aktivis lingkungan dari Yayasan Hutan, Alam dan Lingkungan Aceh (HAKA) menyatakan, bintang Holywood yang meraih Piala Oscar untuk filnya ‘The Revenant’ mendukung berbagai organisasi di Aceh membentuk kawasan perlindungan fauna di kawasan tersebut.
“Yayasan Leonardo DiCaprio mendukung organisasi di Aceh untuk membentuk perlindungan fauna besar di kawasan Ekosistem Leuser. Tempat yang tersisa di muka Bumi di mana orang utan, harimau, badak dan gajah Sumatera hidup di alam liar dalam satu habitat,” demikian tulis HAKA melalui akun Facebook-nya.
HAKA menyebutkan, bahwa kawasan Ekosistem Leuser Aceh termasuk salah satu habitat terbaik dunia yang masih tersisa untuk gajah Sumatera yang sangat terancam.
Sementara itu, menurut HAKA, koridor migrasi kuno gajah, masih dipakai oleh sejumlah gajah liar Sumatera
Sejumlah komentar melalui akun Facebook organisasi lingkungan itu termasuk dari Jo Ja Nadge menyebutkan, “Gajah-gajah itu binatang yang mengagumkan. Bagaimana kami bisa bantu?. Dan Nicole Pollak yang menulis ‘Kita perlu lagi orang baik lagi di dunia ini’, @Leonardodicaprio.”
Namun demikian, perluasan perkebunan kelapa sawit memutus koridor gajah sehingga sulit bagi binatang yang dilindungi ini mencari makan dan air.
DiCaprio melalui akun Twitter – yang diretweet lebih dari 5.600 kali- kembali menyatakan dukungan atas langkah perlindungan melalui petisi kepada presiden Joko Widodo melalui organisasi change.org.
Melalui petisi yang ditandatangani lebih dari 7.000 orang itu, Dahlan yang mengajukan petisi menulis, “Leusur sebagai simbol kesejahteraan rakyat Aceh menghadapi ancaman besar.”
“Jalan dibangun melalui hutan, aktivitas tambang berlangsung di gunung-gunung. Izin perkebunan untuk ribuan hektar lahan dikeluarkan dengan mudah. Hutan yang juga merupakan tempat tinggal warga selama bergenerasi telah rusak,” keluh Dahlan. (Sumber: BBC, Twitter @Leonardodicaprio, Facebook HAKA, Change.Org).
Artikel ini ditulis oleh: