Jakarta, Aktual.com — Polri tidak memerlukan citra. Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, Polri tidak bisa bekerja secara kamuflase demi nama baiknya di masyarakat. Citra memang terkadang diperlukan, namun apabila menemukan tindak kejahatan ditengah-tengah masyarakat, Polri harus cepat mengambil tindakan.
“Kepolisian, menurut saya tidak perlu citra. Kalau yang salah ditangkap saja, tidak bisa kepolisian hidup bergelimang citra,” kata pengamat kepolisian, Sutrisno, saat membedah buku karyanya ‘Sosiologi Kepolisian’ di Kalbis Institute, Jakarta, Rabu (30/3).
Disampaikan, sebagai bagian dari pemerintah, Polri tidak sebenarnya tidak memerlukan citra sebagaimana aparatur pemerintah itu sendiri. Sebab, mau citranya jelek maupun baik di tengah-tengah masyarakat, mereka setiap bulannya akan tetap menerima gaji.
Di sisi lain, Sutrisno yang juga dosen Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) menyoroti keterlibatan berbagai elemen masyarakat terhadap kinerja polisi. Selama ini, kelas menengah disebutnya terlalu gemuk namun keropos didalamnya. Khususnya sejak era reformasi 1998. Maksudnya, mereka tidak bisa memberikan masukan-masukan konstuktif demi perbaikan kinerja polisi ke depan.
“Paska reformasi kelas menengah kita melompat jauh, tetapi kelas menengah kita itu gemuk tapi keropos di dalam,” jelasnya.
Sutrisno mengemukakan buku karyanya tidak semata mencitrakan polisi secara baik-baik. Buku setebal 300-an halaman itu juga menelanjangi kinerja kepolisian, hingga dalam beberapa kesempatan dirinya kerap mendapatkan ‘serangan’.
“Saya dipelototin polisi, karena dianggap menelanjangi kepolisian, karena buku ini paling tidak di Asia Tenggara satu-satunya. Tahun 78 ada sosiologi korupsi, jadi penelitian tentang korupsi, kemudian ada buku ekonomi korupsi, kini ada sosiologi kepolisian,” ujar Sutrisno.
Sementara itu dosen Kalbis Institut, Dr Masruchin, memberikan masukan buku yang ditulis Sutrisno. Hanya saja, karena buku Sosiologi Kepolisian merupakan hasil dari penelitian desertasi yang sudah diuji banyak profesor, Masruchin mengapresiasinya dengan baik.
Artikel ini ditulis oleh: