Jakarta, Aktual.com — Wacana reshuffle kabinet Jilid II semakin merebak. Presiden Joko Widodo dikabarkan akan melakukan perombakan kabinet kerja pada Kamis (31/1) malam ini.
Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Rahmat Bagja menyarankan agar kursi menteri tak terlalu banyak diisi pengusaha.
“Jangan banyak pengusaha lah. Parpol pertimbangkan juga. Atau PNS yang bisa hadapi kekisruhan. Saya liat banyak orang baru yang ngerti kebijakan. Gagap jadinya mengikuti perkembangan. MenPAN contohnya bermasalah,” ujar Rahmat di DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (31/3).
“Ini kedepan trouble kalau orang parpol nggak ngerti. Cari yang kuat dong. Hendrawan misalnya jadi menteri ekonomi,” sambungnya.
Kemudian, menggeser Menteri BUMN Rini Soemarno masih dimungkinkan mengingat tak ada prestasi selama menjabat sebagai menteri.
“Rini geser silahkan. BUMN sampai saat ini masih belum prestasi. Mohon maaf komisaris BUMN banyak relawan Jokowi. Masak BUMN diisi yang nggak expert evaluasi kedepan,” ungkapnya.
Sementara, Rahmat juga menilai MenPAN-RB Yuddy Chrisnandi diganti dengan Menteri Kehutanan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya serta Menhub Ignasius Jonan dirasa cocok bila menjadi Dirut BUMN.
“MenPAN diganti Siti lebih pas, lebih pengalaman. Jonan aneh sih, cocoknya jadi direktur BUMN, nggak ngerti menhub nggak bisa. Kalau jadi menteri BUMN nanti pangkat-pangkat lagi BUMN susah juga. Gagal masuk ABRI ini orang,” cetusnya.
Rahmat menambahkan, sudah saatnya di tahun ketiga ini presiden melakukan perombakan kabinet. Pasalnya, kondisi politik sudab mulai tenang.
“Sudah tepat. Ini dah tahun ketiga harus benar-benar fight melaksanakan fungsi mereka. Sudah saat-nya untuk reshuffle,”
“Kan parpol udah adem. Golkar udah diem. Gerindra jadi anak budiman. PKS cawe-cawe. Silahkan aja. Tapi harus nunggu JK kembali. Kan sudah paket kalau nggak nunggu, repot lagi gaduh lagi. Saya bingung kok gaduh di tingkat kabinet,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh: