Pemenang Pilkada Serentak Didominasi Petahana (Aktual/Ilst)
Pemenang Pilkada Serentak Didominasi Petahana (Aktual/Ilst)

Jakarta, Aktual.com — Pemberitaan yang masif tentang adanya dugaan tindak pidana kriminal seperti korupsi dapat memengaruhi elektabilitas calon yang akan bersaing dalam pemilihan kepala daerah, kata peneliti senior Indonesian Public Institute Karyono Wibowo.

“Kejadian luar biasa bisa muncul kapan saja dan menimpa siapa pun kandidatnya. Kejadian-kejadian tersebut bisa membuat kepercayaan pemilih menurun bila hal itu beredar luas dan masyarakat meyakini kebenarannya,” kata peneliti senior Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo di Jakarta, Jumat (1/4).

Selain dugaan tindak pidana korupsi, hal lain yang bisa memengaruhi elektabilitas calon adalah isu pelecehan seksual serta program dan kebijakan kontroversial yang tidak disukai dan menuai protes sebagian besar masyarakat.

Selain itu, pernyataan kontroversial yang menyinggung sebagian besar masyarakat juga dapat memengaruhi tingkat keterpilihan calon.

“Namun, tidak mudah memengaruhi pemilih yang fanatik terhadap salah satu calon. Pemilih mengambang, yang masih ‘abu-abu’ berpotensi besar akan terpengaruh dengan kejadian-kejadian luar biasa itu,” tuturnya.

Bahkan hal tersebut bisa saja menimpa Basuki Tjahaja Purnama yang akrab disapa Ahok, yang saat ini masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

“Bila peristiwa tersebut menimpa Ahok, bisa saja sebagian pemilihnya yang tidak fanatik akan berpindah kepada kandidat lainnya. Karena itu, meskipun dalam bursa calon gubernur saat ini Ahok paling kuat, belum tentu dia akan menang dalam pilkada,” ucapnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara