Dirut Pertamina Dwi Soetjipto bersama jajaran direksi perusahaan BUMN menyimak pemaparan kinerja BUMN 2015 yang disampaikan Menteri BUMN Rini Soemarno di Gedung Kementerian BUMN Jakarta, Selasa (19/1). Total pendapatan BUMN dari 118 perusahaan pada 2015 mencapai Rp1.728 triliun atau mengalami penurunan daripada tahun sebelumnya yang mencapai sebesar Rp1.931 triliun. Pada 2016 ditargetkan pendapatan meningkat menjadi Rp1.969 triliun. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/kye/16

Jakarta, Aktual.com — Belakangan ini mencuat desas desus nama Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto masuk dalam papan nama bursa kandidat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada rencana reshuffle jilid II Kabinet Kerja Jokowi-JK.

Namun menurut Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu Arief Poyuono mengatakan bahwa sosok Dwi Soetjipto bukanlah orang yang tepat untuk menduduki jabatan sebagai Menteri.

Dirut Pertamina itu selama ini dililit banyak kasus kejahatan dalam urusan pengelolaan usaha negara diantaranya yaitu keterlibatannya dalam setoran fee proyek produksi Semen Gresik.

“Dugaan fee tersebut pernah dilaporkan oleh FSP BUMN Bersatu ke KPK sejak tahun 2011, tapi Tak kunjung ditindak lanjuti oleh KPK,” kata Arief kepada Aktual.com, Jum’at (1/4).

Selain itu, sejak Dwi Soetjipto ditunjuk menjadi Dirut Pertamina, dia tidak mampu membawa Pertamina menjadi lebih baik, bahkan gagal dalam membawa Pertamina dalam persoalan trading oil commodity di dunia.

“Nah kalau dijadikan Menteri BUMN saya rasa belum Pas ya biarkan dia memperbaikinya Pertamina dulu sampai kinerjanya makin baik,” cetus Arief

Arief berharap yang menjabat sebagai Menteri BUMN nantinya punya idealisme yang mengutamakan nasionalisme Indonesia bukan seperti Menteri BUMN sekarang (Rini Soemarno) menjadi tukang gadai BUMN Ke Asing dan meyuburkan pertumbuhan mafia penempatan Direksi BUMN dan proyek proyek di BUMN.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka