Foto udara kebakaran lahan di kawasan Kabupaten Banyuasin, Sumsel, Selasa (20/10). Berdasar pantauan satelit Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menemukan 654 titik panas berada di Sumatra Selatan. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/kye/15 *** Local Caption ***

Pekanbaru, Aktual.com — Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru mendeteksi sebanyak 17 titik panas yang mengindikasikan adanya kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Riau, Minggu (3/4).

“Dari pantauan Satelit Terra dan Aqua pukul 05.00 WIB tadi terpantau 17 titik panas di enam kabupaten dan kota di Riau,” kata Kepala Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, Sugarin di Pekanbaru.

Ia menjelaskan terdapat tiga daerah dengan jumlah titik panas terbanyak yakni Pelalawan, Bengkalis dan Meranti. Terdapat enam titik panas yang terpantau di Pelalawan, dimana keseluruhannya berlokasi di Kecamatan Kuala Kampar.

Selanjutnya, empat titik panas masing-masing terpantau di Bengkalis dan Kota Dumai. Di Bengkalis sebagian besar titik panas terpantau di Kecamatan Bantan. Sementara di Kota Dumai titik panas terkonsentrasi di Dumai Barat.

Sementara itu, satu titik panas masing-masing terpantau di Meranti, Rokan Hilir dan Indragiri Hilir.

Ia menjelaskan dari 17 titik panas yang terdeteksi, 12 diantaranya dipastikan sebagai titik api yang mengindikasikan adanya Karlahut dengan tingkat kepercayaan diatas 70 persen.

Ke 12 titik api itu terpantau di Pelalawan lima titik, Bengkalis empat titik dan Dumai tiga titik.

Sugarin menjelaskan sejumlah wilayah pesisir Riau saat ini cukup rawan terjadi Karlahut lantaran intensitas hujan sangat sedikit.

“Kita ‘warning’ yang di sana, kondisi cukup panas, temperatur tinggi sehingga kebakaran berpotensi meluas dengan mudah,” ujarnya.

Selain itu, kondisi Geografis di wilayah tersebut yang berada berbatasan dengan laut juga akan mempersulit untuk melakukan pemadaman karena kondisi angin yang cukup kuat.

Satgas Udara Karlahut Riau saat ini menyediakan satu unit helikopter jenis MI-8 guna menanggulangi kebakaran lahan dengan cara pengeboman air di wilayah tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arbie Marwan