Jakarta, Aktual.com — Untuk kesekian kali pemerintah Republik Indonesia kembali menerbitkan surat utang, kali ini berupa sukuk atau surat utang syariah.
Namun, para pelaku pasar diminta harus mewaspadai pasar obligasi dan jangan tergiur kupon yang menarik. Pasalnya aksi profit taking atau ambil untung bakal banyak terjadi.
Menurut analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, laju pasar obligasi mampu berbalik positif di sepanjang pekan kemarin, seiring maraknya aksi beli yang merespons sentimen positif dari penguatan rupiah terhadap dollar AS.
Akan tetapi, kata dia, para pelaku pasar disarankan untuk mewaspadai jika asumsi tersebut tidak terjadi. “Sehingga, penguatan obligasi yang sudah terjadi itu malah akan dimanfaatkan untuk profit taking,” papar dia dalam analisis hariannya, Senin (4/4).
Menurut Reza, kemungkinan laju harga obligasi bergerak pada rentang 15-28 basis poin.
“Makanya, para pelaku pasar mesti tetap cermati perubahan dan antisipasi sentimen yang ada,” imbuhnya.
Dia mengungkapkan, pada Selasa besok (5/4) pemerintah akan melelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan target indikatif Rp4 triliun. Adapun seri-seri sukuk yang akan dilelang tersebut adalah sebagai berikut:
1. Seri SPN-S06102016 dengan pembayaran imbalan secara diskonto dan jatuh tempo pada 6 Oktober 2016.
2. Seri PBS006 dengan pembayaran imbalan sebesar 8,25 persen dan jatuh tempo pada 15 September 2026.
3. Seri PBS009 dengan pembayaran imbalan sebesar 7,75 persen dan jatuh tempo pada 25 Januari 2018.
4. Seri PBS011 dengan pembayaran imbalan sebesar 8,75 persen dan jatuh tempo pada 15 Agustus 2023.
5. Seri PBS012 dengan pembayaran imbalan sebesar 8,88 persen dan jatuh tempo pada 15 November 2031.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan