Jakarta, Aktual.com — Seiring dengan target Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang ingin menumbuhkan industri keuangan non bank (IKNB) dengan merekrut 10 juta agen asuransi, pihak manajemen PT Asuransi Sinar Mas (ASM) siap membantu dengan merekrurt sebanyak mungkin agen.
Tahun ini, pihak manajemen ASM menargetkan dapat merekrut agen hingga mencapai 20 ribu lebih. “Saat ini, kami memiliki agen asuransi sebanyak 18.576, kami targetkan dapat bertumbuh 20 persen, sehingga dapat mencapai 20 ribuan,” tegas Direktur ASM, Dumasi Samosir di Jakarta, Selasa (5/4).
Namun demikian, kata dia, pihaknya juga tak hanya memperbanyak kuantitas, melainkan juga ikut menggenjot kualitas agennya agar bisa melek IT.
“Apalagi saat ini, sudah masuk MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), agen itu nersaing dengan agen asing, maka kami harapkan mereka bisa mengembangkan aplikasi IT dan memasarkan melalui sarana sosmed (social media),” jelas dia.
Bahkan dengan aplikasi berbasis online itu, pihaknya bisa mengetahui status pembayaran polis dan klaim melalui sarana online itu.
“Kami sudah kembangkan melalui aplikasi mobile online,” ucap Dumasi.
Menurut dia, selama ini kontribusi premi melalui jalur agency cukup signifikan. Pada tahun lalu, secara nasional berhasil membukukan premi bruto sebesar Rp264,64 miliar. Atau naik 14% dari 2014 sebesar Rp224,46 miliar. “Tahun ini kami targetkan premi bruto sebesar Rp340 miliar dari jalur agency,” tegas dia.
Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman Hadad mengatakan, pihaknya terus mendorong industri agar target merekrut 10 juta agen asuransi dapat tercapai. Langkah ini memang harus bertahap selama beberapa tahun, agar semua perusahaan di IKNB dapat memberikan kemudahan layanan bagi masyarakat, baik untuk produk asuransi mikro, mikro syariah, atau konvensional.
“Dengan adanya teknologi, mencapai 10 juta agen itu bukan sesuatu yang mustahil,” jelas Muliaman.
Namun demikian, kata dia, selama ini perekrutan agen asuransi cenderung sangat konvensional, kadang-kadang meminta kehadiran fisik dan cenderung administrasinya bertele-tele. Bahkan kadang-kadang proses pendidikan untuk menjadi agen juga membutuhkan waktu yang cukup lama.
“Sekarang kami dorong akan semakin banyak jumlah agen, tidak hanya agen yang mewakili bank tapi juga merangkap asuransi, tidak hanya yang konvensional tapi juga syariah,” jelas Muliaman.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka