Jakarta, Aktual.com — Pemerintah di bawah Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah merencanakan selama lima tahun ini harus banyak membangun infrastruktur. Anggarannya cukup besar, mencapai Rp5.519 triliun. Namun ternyata pemerintah tidak memiliki dana sebanyak itu, sehingga membutuhkan peran serta swasta termasuk asing.
Menurut Direktur Utama PT Sarana Multi Infrastruktur, Emma Sri Martini, dari total angka yersebut, sebanyak 50 persen sisanya diharapkan datang dari pinjaman serta penggalangan dana melalui pasar modal.
“Tapi sayangnya, investor pasar modal belum banyak tertarik dalam menginvestasikan dananya di efek efek dengan jaminan proyek infrastruktur,” terang dia saat diskusi infrastruktur di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (5/5).
Kurang kuatnya dukungan pasar modal ini terlihat dari outstanding obligasi yang masih rendah.
“Per Januari 2016, outstanding obligasi yang diperuntukan infrastruktur dan telekomunikasi hanya Rp12,5 triliun dari total Rp62,353 triliun,” jelas dia.
Menururtnya, kebutuhan dana untuk infarastruktur yang berasal dari pinjaman dan pasar modal itu mencapai Rp1.000 triliun. Jadi istilahnya, demand-nya sudah ada tinggal supply-nya yang harus didukung.
Di tempat yang sama, anak usaha dari salah satu BUMN China mengusulkan adanya Initial Public Offering (IPO) Project. Hal ini perlu ditawarkan ke investor pasar modal agar mereka mau terlibat di pembiayaan proyek infrastruktur.
Menurut Presiden Komisaris PT China Communication Construction Indonesia, John Aryananda, IPO project ini bentuknya seperti Dana Investasi Real Estate (DIRE), tapi dana hasil IPO project ini dapat digunakan untuk semua jenis infrastruktur.
“Proyek-proyek yang layak di-IPO itu proyek yang telah memiliki laba secara stabil, sehingga investor dapat menikmati deviden setiap tahunnya. Dan proyeknya itu sudah multi years, atau sudah berjalan 7-10 tahun,” ungkap John.
Dia mengatakan, pihaknya siap melakukan IPO project. Karena manfaatnya, dana hasil IPO per proyek itu dapat digunakan lagi untuk pembiayaan proyek infrastruktur lainnya.
“Misalnya proyek jalan tol Jagorawi atau PLTA Jatiluhur yang di-IPO-kan. Dan dana hasil IPO proyek itu bisa digunakan untuk proyek serupa,” tegas dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka