Jakarta, Aktual.com — Kebijakan penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dilakukan oleh pemerintah masih mendapat keluhan publik, masyrakat merasa harga terkini yang dipatok Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih belum memenuhi keadilan dan tidak mampu meringankan beban masyarakat.
Hal di atas diperkuat oleh Peneliti Institute for Development of Economic and Finance (INDEF), Mohammad Reza Hafiz yang menyatakan bahwa pada bulan puasa nanti akan terjadi lonjakan harga-harga kebutuhan bahan pokok
Sehingga, dengan pemangkasan harga BBM hanya sebesar Rp500, kebijakan itu tidak akan mampu menyeimbangkan atas beban yang akan dihadapi masyarakat.
“Memang penurunan Rp500 ini belum begitu signifikan, pemerintah mengklaim bahwa penurunan harga Rp500 bertahan sampai Lebaran. Padahal harga-harga menjelang bulan puasa dan lebaran itu biasanya melonjak, nah untuk antisipasi lonjakan harga dan jaga daya beli masyarakat, komponen harga BBM harusnya diturunkan lebih dari Rp500,” tutur Reza kepada Aktual.com, Rabu (6/4).
Selain itu tambahnya, dengan menurunkan harga BBM yang lebih sesuai, maka sama halnya memanfaatkan momentum penurunan harga minyak dunia untuk mengakleserasi industri dalam negeri agar pertumbuhannya bisa kembali meningkat.
“Memang, proyeksi harga minyak dunia tren nya mulai meningkat, tapi mumpung masih di harga rendah pemerintah dan pertamina perlu lah bantu industri dengan harga BBM yang murah (untuk saat ini),” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan