Suasana salah satu sudut kawasan Luar Batang, Jakarta, Senin (28/3). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana menertibkan permukiman warga di atas tanggul, badan air laut, dan saluran kali di kawasan Luar Batang dalam rangka revitalisasi kawasan wisata Sunda Kelapa, Museum Bahari, dan kawasan Luar Batang. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/kye/16

Jakarta, Aktual.com — Rencana penggusuran Kampung Luar Batang, Akuarium dan Pasar Ikan makin santer terdengar di telinga masyarakat. Apalagi, pada Rabu (6/4) pagi tadi, Surat Pemberitahuan kedua (SP2) telah dilayangkan kepada warga.

Meski Gubernur DKI Jakarta alias Ahok menyebut takkan menggusur Masjid dan makam Keramat Luar Batang, namun Ahok menegaskan akan meratakan rumah masyarakat yang tinggal di sekitar Masjid. Alhasil, kebijakan yang demikian itu menyulut masyarakat.

Mereka tidak ingin jika masjid hanya akan jadi museum ataupun tugu bersejarah yang hanya menjadi tujuan wisata, dan bukan lagi tempat ibadah. Mereka juga tetap ingin menjadi warga yang memakmurkan Masjid Luar Batang.

“Masjid Luar Batang dan Kampung Luar Batang adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dan itu artinya yang harus dilindungi bukan hanya masjidnya tapi warganya juga,” ucap Sekretaris Masjid Luar Batang, Daeng Mansur Amin kepada Aktual.com di kantin Masjid Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (6/4).

Daeng menegaskan, kalau Masjid Luar Batang bukanlah museum dan destinasi wisata saja, namun juga kehidupan sosial dan pusat peribadatan. Sebab itu, jika warganya digusur, maka kebudayaan yang lahir akan terhapus.

“Ini (masjid) tempat ibadah kami, warga yang memakmurkan masjid, bukan pemerintah. Lahirnya masjid adalah bentuk kebudayaan masyarakat. Artinya, kebudayaan Kampung Luar Batang dan Masjid Luar Batang adalah satu kesatuan yang nggak bisa dipisahkan,” tambahnya.

Pihaknya tidak menerima usulan Pemprov DKI yang ingin membangun plaza dan jalan inspeksi.

“Kami tidak butuh itu, itu kan palingan yang butuh para penghuni apartemen yang tinggalnya nggak jauh dari sini,” tegas Daeng.

Berdasarkan pantauan Aktual.com di lapangan, puluhan polisi dengan senjata laras panjang berkumpul di kawasan museum bahari. Selain itu, satu tenda tentara juga sudah berdiri berdampingan dengan deretan long excavator. Sementara itu, beberapa warga sudah membongkar bangunan dan mengemasi barang-barangnya untuk pindah.

Artikel ini ditulis oleh: