Jakarta, Aktual.com — Perusahaan Umum (Perum) Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) tengah mengkaji untuk membeli atau mengakuisisi sebuah pabrik kertas uang dalam negeri. Selama ini, BUMN produsen uang ini mendapat pasokan bahan baku kertasnya dari luar negeri.

Namun demikian, kendati akan mengakuisisi, pihaknya tetap akan mewaspadai valuasi harga belinya. Karena menggunakan uang negara, Peruri memastikan sedang mengkaji harganya, termasuk melibatkan pengawas eksternal, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

“Semula pilihannya ada dua, mau bangun sendiri atau membeli (pabrik kertas uang) yang sudah ada. Ternyata, kami pastikan akan membeli. Tapi rincian detailnya sedang kami kaji,” tutur Direktur Utama Peruri, Prasetio di Jakarta, Kamis (7/4).

Menurut dia, pihaknya memang tertarik untuk masuk ke bisnis kertas uang. Karena selama ini perseroan hanya mengandalkan produk bahan baku impor.

“Kami sudah kaji, ada dua cara, beli atau bangun pabrik. Kalau bangun itu lama, antara 5-8 tahun. Tapi kalau beli harus ada valuasi harganya, jangan sampai nanti belinya kemahalan,” tegas dia.

Untuk itu, perseroan masih dalam kajian valuasi harganya dengan melibatkan pihak yang expert, termasuk BPKP. “Iya itu tadi, jagan sampai kemahalan. Atau salah beli. Karena kalau itu (pabrik kertas uang) ada di Indonesia maka akan mengurangi ketergantungan impor,” ujar dia.

Lebih lanjut ia menegaskan, kalau sudah beli pabrik itu, pihaknya bakal memasukkan teknologi yang mutakhir. Salah satunya teknologi mesin kertas uang dari Amerika Serikat.

“Dengan mesin itu, proses produksi kertasnya bisa mudah dimasukkan benang pengaman yang tidak pakai tinta, tapi seolah-olah pakai tinta. Itu (teknologinya) belum ada tandingannya,” papar dia.

Namun demikian, ketika dikonfrimasi kenapa tidak mengakuisisi BUMN kertas, yaitu PT Kertas Leces yang sejauh ini kinerjanya masih merugi, Prasetio menyebut, hingga saat ini belum ada arahan dari Kementerian BUMN.

“Belum ada arahan. Jadi kami tidak akan mengakuisisi Leces. Yang ada kami akan beli pabrik kertas dalam negeri,” pungkas dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan