Jakarta, Aktual.com — Sekretaris Jenderal PPP Muktamar Bandung, M Romahurmuziy, mengatakan, sudah saatnya konflik internal partainya diakhiri melalui Muktamar PPP ke-VIII. Melalui hajat demokrasi tertinggi internal partai, diharapkan benar-benar menjadi forum islam atas dualisme kepengurusan PPP.
“Semua harus bersatu dan kembali di kilometer 0. Menyatukan kepengurusan Muktamar ini yang diselenggarakan kepengurusan Muktamar Bandung ke-VII,” terang Romi, sapaannya, dalam sambutan Muktamar VIII di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat (8/4).
Disampaikan, konflik internal partai sudah semestinya diselesaikan. Perbedaan pandangan yang selama ini terjadi harus dicarikan jalan keluarnya demi kepentingan PPP itu sendiri ke depan. Salah satunya guna mempersiapkan diri pada Pilkada Serentak 2017 dan Pemilu 2019.
Romi menceritakan bagaimana kisruh dualisme kepengurusan berlangsung di PPP. Setelah dicabut oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), maka konflik PPP sejatinya tidak ada yang menang dan kalah. Mediasi juga sudah puluhan kali dilakukan.
Sesuai agenda Muktamar, pada hari pertama akan ada pembahasan tata tertib dilanjutkan laporan pertanggungjawaban DPP. Merujuk keputusan Mahkamah Partai, muktamar kali ini dilakukan pemilihan terlebih dulu sebelum agenda perubahan AD/ART.
Muktamar PPP VIII sendiri diketahui berlangsung selama 4 hari, yakni dari tanggal 8 hingga 11 April 2016. Muktamar diikuti 1.767 peserta, masing-masing dari DPP 532 orang, 91 peserta dari DPW dan 1.144 dari DPC.
Artikel ini ditulis oleh: