London, Aktual.com – Perdana Menteri Inggris David Cameron mengaku kecewa banyak perusahaan onshore yang beroperasi di wilayah Inggris masuk dalam daftar Panama Paper.

Dalam jajak pendapat yang dilakukan, mayoritas warga Inggris tidak suka kepada penghindar pajak. Tujuh puluh tujuh persen orang dewasa Inggris sepakat bahwa Cameron selaku Perdana Menteri harus bertanggungjawab secara moral untuk memastikan bahwa U.K adalah wilayah yang transparan.

Jajak pendapat ini dilakukan oleh LSM Global Witness, yang kampanye untuk mengakhiri korupsi dalam sistem politik dan ekonomi global.

Senior Kampanye Global Witness, Rachel Owens menyerukan transparansi.

“Kami menyerukan agar pemerintah mengungkapkan pemilik dari semua perusahaan yang menghindar dari pajak di wilayah Inggris,” katanya yang dilansir dari VOA, Senin (11/4).

Perusahaan onshore memungkinkan orang kaya untuk menyembunyikan keuntungan terlarang atau menghindari membayar pajak. Tapi dengan menghindar dari pajak, mereka merampas uang masyarakat, dan lebih menyakitkan terjadi pada negara-negara miskin.

London sendiri telah terkait hubungan dengan banyak orang kaya di dunia yang memarkir uang mereka terutama pada sektor properti.

Setiap bulan kampanye anti-korupsi di ibukota Inggris – memamerkan jutaan dolar rumah mewah dimiliki oleh, antara lain oligarki Rusia dan milyarder minyak Arab.

Berbicara melalui Skype, Rachel mengatakan kepada VOA bahwa London adalah hubungan utama dalam sistem.

“Di mana Anda memiliki segala macam bankir, pengacara, akuntan, orang PR, agen real. Tapi seluruh ‘laundromat. ”

London akan menjadi tuan rumah puluhan pemimpin dunia dalam KTT anti-korupsi pada bulan Mei. Banyak pegiat mengatakan Inggris harus mengevaluasi diri.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta