Jakarta, Aktual.com — Kinerja PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) di kuartal pertama 2016 ini masih mematok suku bunga tinggi, baik suku bunga simpanan maupun pinjaman.
Hal ini terjadi karena biaya dana (cost of fund) masih tinggi. Antara lain disokong bunga simpanan deposito sebesar 7,75 persen.
“Kami harapkan bisa di kisaran 5 persen (bunga deposito), sehingga bunga kredit kami bisa single digit,” papar Direktur Bisnis Menengah dan Korpirasi Bank Jatim, Su’udi di Jakarta, Senin (11/4).
Namun, ia juga minta bank-bank lain agar juga menurunkan suku bunga depositonya. Sehingga persaingan untuk mencari dana pihak ketiga bersaing secara sehat.
“Teknisnya sih kami tidak ingin bunga kredit mahal. Karena hal ini akan memberati nasabah. Cuma memang kami juga minta semua bank mau menurunkan suku bunga simpanannya. Sehingga bunga mahal di deposito bisa dikurangi,” terang dia.
Sejauh ini kontribusi DPK perseroan terbesar ada di giro dan tabungan. Maka dengan penurunan suku bunga deposito, diharapkan overhead cost perseroan juga rendah.
“Pada intinya, kami akan terus mengikuti kebijakan yang dikeluarkan oleh BI (Bank Indonesia) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” jelas Su’udi.
Bahkan siang ini, kata dia, pemerintah Jatim melalui Gubernur Sukarwo yang merupakan pemegang saham mayoritas ini, hari ini tengah membahas rencana penurunan suku bunga kredit single digit bersama OJK dan BI.
“Pak Gubernur sedang membahasnya bersama BI, OJK, dan Pak Dirut Jatim sedang membahas apa itu suku bunga kredit rendah,” tegas dia.
Saat ini, suku bunga kredit yang paling rendah adalah 10,5 persen. “Jika diturunkan sedikit maka bisa single digit,” terang dia.
Berdasarkan laporan keuangan (unaudited) kuartal I-2016, Bank Jatim mencatakan pertumbuhan kredit sebesar 6,4 persen (year-on-year) mencapai Rp28,27 triliun.
“Penyaluran kredit Bank Jatim tumbuh sebesar Rp28,27 triliun,” kata dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka