Jakarta, Aktual.com — Wakil Ketua DPR Fadli Zon menyarankan pemerintah Indonesia melobi pimpinan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) dan juga Moro National Liberation Front (MNLF), untuk membantu membebaskan 10 WNI yang masih disandera kelompok Abu Sayyaf.
“Seharusnya kita meminta tolong ke MNLF dan MILF untuk meminta bantuan membebaskan 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf,” kata Fadli, di Jakarta, Kamis (14/4).
Dia mengatakan, kedua organisasi tersebut memiliki hubungan dengan kelompok Abu Sayyaf sehingga bisa dimintai tolong untuk membebaskan 10 WNI.
Menurut dia, kedua kelompok tersebut bisa diminta bernegosiasi diplomasi secara informal, misalnya dengan melibatkan lembaga keagamaan di Indonesia.
“Melalui lembaga keagamaan, libatkan saja Majelis Ulama Indonesia, Nahdlatul Ulama, dan Muhammadiyah karena jalan persuasi akan lebih menghasilkan daripada jalur lain tidak bisa,” katanya.
Fadli mengakui kelompok Abu Sayyaf sangat berat dan konstitusi Filipina tidak memperbolehkan tentara luar negara itu masuk ke wilayah Filipina kecuali ada kerjasama pertahanan.
Menurut dia, kebijakan konstitusi Filipina itu yang membuat tentara Indonesia tidak bisa masuk untuk membantu pembebasan sandera.
“Indonesia tidak memiliki kerjasama pertahanan dengan Filipina dan konstitusi Filipina tidak mengizinkan pasukan asing masuk kecuali ada kerjasama pertahanan.”
Artikel ini ditulis oleh:
Antara