Presiden Joko Widodo (kiri) berjabat tangan dengan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Harry Azhar Azis (kanan) saat rapat terbatas mengenai rencana melanjutkan proyek Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional Hambalang Bogor, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (30/3). Presiden menekankan prinsip kehati-hatian dalam menyelamatkan aset proyek Hambalang, dan meminta laporan kajian teknis Kementerian PU-Pera, Kemenpora, BPKP, BPK, Kepolisian dan Kejaksaan sebagai pertimbangan untuk melanjutkan proyek yang telah menelan APBN hingga Rp2,7 triliun tersebut. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/ama/16

Jakarta, Aktual.com — Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Harry Azhar Aziz sempat menyampaikan klarifikasi kepada Presiden Joko Widodo terkait dengan disebutnya nama Harry dalam dokumen Panama Papers.

“Karena menyampaikan dan tentunya Presiden mendengarkan itu, mengenai bagaimana dan apa, tentu Pak Ketua BPK sendiri yang tahu. Tapi beliau sudah menyampaikan betul, mengklarifikasi,” kata Pram usai menerima pimpinan BPK di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (14/4).

Pram menambahkan Presiden tidak banyak memberikan tanggapan terkait dengan klarifikasi Harry. Pasalnya Jokowi baru mengetahui masuknya nama Harry setelah mendengarkan penjelasan saat pertemuan.

“Ya (Presiden) baru tahu tadi. Tadi secara resmi Ketua BPK menyampaikan kepada Presiden, kami mendengarkan saja,” katanya.

Ia menegaskan Pemerintah belum akan merespons atau menanggapi apapun terkait hal itu.

“Tadi dilaporkan dan didengarkan, jadi kita belum perlu memberikan tanggapan,” katanya.

Sebelumnya, bocoran data Panama Papers menyebutkan nama Harry Azhar Aziz masuk dalam daftar di dalamnya.

Nama Ketua BPK itu tercatat masuk dalam daftar yang bocor dari firma hukum Mossack Fonseca, Panama, dimana Sheng Yue International Limited diduga sebagai perusahaan “offshore” miliknya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara