Palu, Aktual.com – Aksi unjuk rasa menuntut dibongkarnya kasus tewasnya terduga teroris Siyono, meluas sampai ke Kota Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (15/4).
Puluhan mahasisa dan pemuda dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Aktivis Dakwah Kampus, berunjukrasa di DPRD Sulawesi Tengah dan Polda setempat, meminta kasus Siyono diungkap karena ada dugaan pelanggaran hak asasi manusia oleh Densus 88/Anti Teror yang menangkap Siyono.
“Penanganan terhadap Siyono tidak manusiawi. Belum ada bukti Siyono sebagai teroris, tetapi diperlakukan tidak manusiawi. Apa salahnya?” kata Eko Septian salah seorang orator aksi dari IMM.
Mereka meminta Densus 88 dibubarkan, karena diduga pasukan elit Polri itu dalam menangani kasus terorisme tersebut melanggar hak asasi manusia.
“Ada 100 lebih kasus orang yang telah dibunuh oleh Densus tanpa proses hukum,” katanya mengutip laporan Komnas HAM.
Eko dan rekan-rekannya juga mengklaim telah mengantongi hasil otopsi salah satu imam masjid itu.
Dia mengatakan Siyono tewas dalam kondisi tidak wajar, karena mengalami patah tulang di bagian dada.
Pengunjukrasa diterima oleh dua anggota DPRD yakni Nasution Camang dari Partai Nasdem dan Erwin Lamporo dari Partai Hanura.
Nasution mengatakan dirinya mengapresiasi unjuk rasa tersebut dan akan disampaikan ke Komisi I DPRD Sulawesi Tengah sebagai komisi yang menangani hukum dan hak asasi manusia.
Hal yang sama juga dikemukakan Erwin Lamporo bahwa kasus Siyono sedang menjadi topik utama dalam dugaan pelanggaran hak asasi manusia.
“Kami harap ini dibuka di hadapan publik,” katanya.
Dia mengatakan penegakan hukum penting, namun tidak harus melanggar hukum.
Setelah mendengar keterangan anggota DPRD tersebut puluhan pengunjukrasa langsung menuju ke halaman depan kantor Polda Sulawesi Tengah.
Tidak ada bentrok dan kekerasan dalam unjuk rasa tersebut.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara