Jakarta, Aktual.com — Anggota Komisi III DPR Sufmi Dasco Ahmad menilai kondisi kelompok Santoso yang tengah melemah bisa menjadi momentum untuk mempercepat penangkapan kelompok gerakan bersenjata itu. Pasalnya, pada Jumat (15/4) lalu, dua orang anggota kelompoknya menyerahkan diri lantaran kelaparan.

‎Dasco mendukung penuh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme‎ (BNPT)‎ dibawah pimpinan Komjen Tito Karnavian untuk segera meringkus Santoso dan kelompoknya.

“Hidup atau mati, bila perlu BNPT tetapkan tenggat waktu,” ujar Dasco di Jakarta, Senin (18/4).

Meski kondisi hutan pegunungan yang lebat tempat Santoso bersembunyi menjadi hambatan utama, Dasco meyakini sosok Tito yang selama ini dikenal sebagai orang lapangan bisa membaca kesempatan terbaik untuk menangkap Santoso dan kelompoknya yang tersisa.

“Saat ini jauh melemah jika dibandingkan satu tahun lalu, mereka masih berani melakukan propaganda memamerkan pasukan bersenjata melalui internet,” tutur Politikus Gerindra itu.

Perlu digarisbawahi, lanjutnya, penangkapan Santoso bukan hanya berarti penegakan hukum terhadap orang per orang, melainkan kampanye konkret negara tidak akan kalah pada terorisme. Dengan menangkap Santoso, BNPT melakukan dua tugasnya yang diatur dalam Inpres Nomor 46 Tahun 2010 secara sekaligus.

“Yakni melakukan pencegahan dan penindakan aksi terorisme,” katanya.

Seperti diketahui, Tim Satuan Tugas Tinombala gabungan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Jumat lalu berhasil menangkap dua anggota Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso alias Abu Wardah di ‎Kampung Baru, Desa Padalembara, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso.

Kedua pengikut Santoso yang tertangkap adalah Ibadurrahman alias Ibad alias Amru dan Muhammad Sulaeman alias Sul alias ifan.

Artikel ini ditulis oleh: