Jakarta, Aktual.com – Sejumlah pedagang di Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara terpaksa harus menjajakan barang dagangannya di depan rumahnya sendiri usai dibongkar paksa Pemprov DKI tanggal 11 April lalu.
Salah satu pedagang peralatan listrik di Pasar Ikan, Anis (36) mengaku lebih memilih menjajakan barang daganganya di rumah ketimbang di tempat yang disediakan PD Pasar Jaya. “Kasihan anak-anak, masih pada kecil-kecil. Gak tega kalau di tinggal jauh-jauh,” ucapnya kepada Aktual.com di Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (20/4).
Padahal, dirinya baru saja memperpanjang sewa toko sebesar Rp 9 juta pertengahan Maret lalu. Tak menyangka Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengirimkan ribuan personel meratakan toko yang selama ini menyambung hidup keluarganya.
“Ya setengah-setengah jadinya sama pemilik toko. Dikembaliin Rp4,5 juta. Itu juga angsuran Rp 450 ribu sebulan,” tambah dia.
Senasib dengan Anis, pedagang lainnya, Helmi Chaidir (51) menuturkan jika seluruh usahanya amblas digerus hantaman beckhoe. “Kios saya semunya rata,” sambung dia yang sebelumnya punya empat kios di Pasar Ikan.
Akibat penggusuran tersebut, pendapatannya kini terjun bebas. Dari yang biasanya Rp2 juta/hari sekarang tinggal Rp150 ribu – Rp700 ribu saja. “Ya dari pada gak ngapa-ngapain, udah dagang aja depan rumah. Ya kali aja ada yang beli,” tambah dia.
Lanjut Helmi, semenjak penggusuran Pasar Ikan, istrinya sering khawatir jika rumahnya juga akan terkena tangan besi beckhoe. “Rumah kita kena gusur nggak, apa nggak stres kami,” ucap dia.
Helmi yang merupakan anak dari pendiri koperasi serta panguyuban pedagang tradisional di Pasar Ikan menuturkan, dia juga tidak menerima tawaran PD Pasar Jaya untuk menempati lokasi yang disediakan.
Pasalnya, dirinya hanya mendapatkan jatah gratis selama enam bulan pertama. Setelahnya, dia harus membayar Rp300 juta dalam jangka waktu lima tahun untuk dapat menempati selama 20 tahun.
“Kalau begitu caranya, bukan ganti rugi yang kami dapatkan. Itu sama saja kami disuruh membeli kios baru oleh PD Pasar Jaya namanya. Kalau mau tukar guling biar adil,” tandas Helmi.
Artikel ini ditulis oleh: