Manokwari, Aktual.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Papua Barat, menetapkan status siaga bencana longsor dan banjir yang terjadi di Kabupaten Pegunungan Arfak beberapa waktu lalu.

Kepala BPBD Papua Barat Derek Ampnir, mengatakan sebanyak 250 jiwa dari 50 kepala keluarga korban banjir di wilayah Distrik Hink, kini masih bertahan di tenda-tenda darurat yang disiapkan tim reaksi cepat BPBD.

“Secara keseluruhan, longsor menimpa sebanyak 11 kampung di Distrik Hink. Selain di tenda darurat, sebagian warga memilih bertahan di sejumlah rumah ibadah,” kata Derek ketika dihubungi, Jumat malam (22/4).

Dia menyebut, tiga korban meninggal yang telah ditemukan yakni, Octovianus Nuham (13), Efrinus Saroy (20), dan Bani Nuham (19). Seluruhnya sudah dimakamkan.

Sementara dua korban yang masih dalam proses pencarian adalah, Apolos Mandacan (11) dan Octovina Saroy (23). Pencarian akan dilakukan hingga 14 hari kedepan.

“Kita sudah koordinasi dengan tim SAR untuk mendapat dukungan peralatan,” ujarnya lagi.

Derek menambahkan, upaya sedang dihentikan sementara, mengingat cuaca dan kondisi medan tidak mendukung. Disisi lain, Pemerintah lagi mengupayakan penyelesaian masalah pemalangan jalan yang sempat terjadi di kampung Bemti Distrik Minyabouw, Selasa lalu.

“Pemalangan jalan itu juga ikut menghambat upaya kami. Pekan depan, kita akan optimalkan lagi upaya pencarian,” ujarnya Dia menambahkan, Pegunungan Arfak membutuhkan perhatian serius dari pemerintah. Dia berharap, program pembangunan yang berlangsung di daerah ini memperhatikan aspek kebencanaan.

“Karena potensi bencana di daerah ini cukup tinggi, terutama longsor dan bonjor. Dalam membangun, pemerintah harus berhati-hati dan melakukan perencanaan yang matang,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara