Sejumlah kapal Ferry berlayar di Selat Bali terlihat dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (10/3). Untuk mengurai kepadatan kendaraan yang akan menyeberang ke Pulau Bali, PT ASDP menerjunkan 34 kapal dan mempercepat aktivitas bongkar muat. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/foc/16.

Makassar, Aktual.com – Rembuk nasional maritim usai digelar di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Salah satu hasilnya, gagasan baru arah kebijakan pembangunan maritim nasional untuk dimulai dari wilayah timur. Pendapat itu disampaikan Sekretaris DPC INSA (Indonesian National Shipowners’ Association) Makassar, Hamka.

Pria yang dikenal sebagai salah satu tokoh maritim asal Sulawesi Selatan ini menuturkan sejumlah permasalahan jadi tantangan industri maritim. Mulai dari permasalahan ketersediaan infrastruktur penunjang, keterbatasan muatan, hingga persoalan kebijakan pajak dan fiskal.

“Permasalahan itu bisa diselesaikan secara komprehensif melalui rembuk nasional lintas asosiasi ini,” ucap dia, Sabtu (23/4).

Sedangkan tokoh lintas Asosiasi Kepelabuhanan Sulselbar, Syaifuddin Syahrudi, mengatakan akan menyiapkan sarana komunikasi digital yang saat ini tengah digagas di Makassar. Sarana informasi digital antar asosiasi bukan hanya mengakomodir kepentingan pelaku usaha lokal saja.

“Kami juga ingin teman-teman kota-kota lain juga terlibat dalam sistem komunikasi online ini,” ucap Ketua Umum DPW Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI/ILFA) Sulsel ini.

Kata dia, pelaku industri maritim Samarinda juga telah menyatakan dukungannya terlibat dalam program komunikasi digital lintas asosiasi yang digagas tokoh-tokoh maritim Sulsel. Di era perkembangan teknologi informasi sekarang, menurut dia, komunikasi bisnis hingga koordinasi lintas asosiasi dan kota-kota besar lainnya bukan masalah lagi.

“Melalui sarana online ini. Kita harap silaturahmi terus berjalan antar kota dan saling memberikan support baik dari sisi bisnis hingga kepentingan industri lainnya,” ucap dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara