Jpeg

Jakarta, Aktual.com — Indonesia memang kaya akan varian kuliner, selain budaya cita rasa sebagai warisan turun-temurun yang terus tumbuh berkembang, namun juga didukung faktor sumber daya alam (SDA) yang berlimpah.

Sebagai negara bahari dengan laut yang membentang luas, tentu di dalamnya menyimpan potensi sumber daya ikan yang berlimpah.

Sehingga tidak salah dengan ini pemerintah menyediakan Lembaga Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mendorong pemanfaatan hasil tangkapan ikan.

Menurut Dewi (41), saat ini masyarakat didorong untuk lebih banyak lagi memanfaatkan ikan sebagai sumber bahan baku untuk dijadikan produk kuliner olahan.

Wanita yang menempati bidang pelayanan pengembangan usaha itu mengatakan, bahwasanya pengolahan ikan menjadi produk kuliner lebih memberi nilai tambah dibandingkan dengan penjualan pada saat kondisi fresh (belum diolah, red).

Dari perhitungan waktu juga lebih menjanjikan dan tahan lama jika menjadi produk olahan, sehingga tatkala musim hasil tangkapan berlimpah, para nelayan tidak dirugikan, karena dengan dibukanya industri pengolahan ikan maka akan tetap menjaga permintaan serta kestabilan harga.

Jpeg
Jpeg

“Masyarakat sekarang kita dorong agar membuat produk olahan dari ikan, seperti membuat bakso, sosis, nagen, atau yang bisa disimpan lama ‘ready to eat’,” kata dewi saat ditemui di acara ‘car free day (CFD)’ sembari memperagakan produk olahannya dan dibagi-bagikan secara gratis pada pengunjung CFD, Jakarta, Minggu (24/04).

Kemudian, wanita paruh baya itu menceritakan bahwasanya secara nilai gizi bahan baku dari ikan memiliki protein yang lebih lengkap ketimbang daging.

Namun tak kalah pentingnya produk ikan lebih ramah dan mudah diuraikan oleh alat pencernaan sehingga mengonsumsi ikan merupakan hal yang sangat positif bagi tubuh manusia.

Dia kembali menegaskan, bahwa dari Kementeriannya terus mendorong peningkatan angka konsumsi ikan melalui produk olahan kuliner. Upaya ini diyakini akan membawa nilai tambah dan menyejahterakan nelayan.

“Kalau dijual langsug ikannya tidak ada nilai tambah, tapi kalau diolah harga jualnya lebih tinggi, tahan lama, permintaan makin banyak sehingga nelayan mendapatkan penghasilan yang baik,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta