Ratusan nelayan dari berbagai wilayah melakukan aksi penolakan Reklamasi Teluk Jakarta, di Pelabuhan Muara Angke dan di Pulau G, Jakarta Utara, Minggu (17/4/2016). Dalam aksinya mereka menuntut agar seluruh proyek reklamasi di teluk Jakarta dihentikan dan Keppres No. 52 Tahun 1995 dan Perpres 54 Tahun 2008 yang melegitimasi proyek reklamasi dicabut.

Jakarta, Aktual.com — Ketua Bidang Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Andi Fajar Asti, menyatakan penolakan terhadap proyek reklamasi di Pantai Utara Jakarta dan daerah lainnya. Sebab proyek pengurukan pantai menjadi daratan itu selain merusak ekosistem laut, juga mematikan usaha nelayan setempat.

Dalam aksi kampanye ‘Selamatkan Bumi’ pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car Free Day di Bundaran Hotel Indonesia (HI) kemarin, Pemuda Muhammadiyah juga menekankan reklamasi tidak sesuai dengan agenda besar pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla menjadikan Indonesia sebagai poros maritim.

“Indonesia negara yang sangat luas, kenapa harus menimbun lautan? Bukankah kita ini telah memprokmirkan diri sebagai negara maritim?” tegas Andi.

Menurutnya, solusi dalam mengatasi berbagai masalah di Indonesia, dari padatnya penduduk hingga masalah banjir, bukan dengan menguruk lautan. Melainkan dengan melakukan pemerataan pembangunan diberbagai daerah. Dengan begitu, sebaran penduduk akan merata.

Sekretaris Bidang Kehutanan dan Lingkungan Hidup PP Pemuda Muhammadiyah, Pedri Kasman, menambahkan, proyek reklamasi sangat dekat dengan praktik-praktik pelanggaran hukum. Juga proyek-proyek serupa yang bergerak di bidang pertambangan dan kehutanan. Dari tindak pidana korupsi, pelanggaran aturan, perizinan hingga perbuatan melanggar hukum lainnya.

Pada gilirannya, proyek tersebut juga hanya dinikmati sebagian orang kaya. Di sisi lain, proyek sarat praktik koruptif tersebut mengakibatkan musibah bagi sebagian besar rakyat lainnya.

“Praktik korupsi ini telah menyebabkan hancurnya lingkungan yang mengakibatkan kebakaran dimana-mana, kebanjiran, longsor dan pemanasan global,” ucap Pedri.

Artikel ini ditulis oleh: