Jakarta, Aktual.com — Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengungkapkan, seharusnya daya beli kaum pekerja/buruh dan rakyat Indonesia umumnya ikut naik pada tahun ini. Apalagi pemerintah menyampaikan adanya pertumbuhan ekonomi atau angka pertumbuhan ekonomi naik.
Gini ratio atau tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk berpenghasilan rendah dan tinggi, pada tahun 2013 disampaikan Said sebesar 0,39 persen, tahun 2014 sebesar 0,40 persen, tahun 2015 sebesar 0,41 persen dan tahun 2016 sebesar 0,42 persen.
“(Artinya) yang kaya menjadi kaya, yang miskin masih miskin. Kalau begitu kita bertanya pada pemerintah, kita bertanya kepada para pengusaha. Untuk apa ada pertumbuhan ekonomi kalau yang kaya makin kaya? Yang miskin makin miskin,” tegas Said dalam orasinya pada puncak Hari Buruh di Stadiun Utama Gelora Bungka Karno, Senayan, Minggu (1/5).
Dalam kenyataannya di Indonesia, lanjut dia, orang-orang kaya Indonesia bisa seenaknya berobat ke Sidney, ke London, Amsterdam, Wellington hingga negara terdekat Singapura. Kondisi tersebut sangat jauh dan sangat berkebalikan dengan kaum buruh.
“Tengok kaum buruh, di RSUD antri apa tidak? Bayar obat apa tidak? Apa manfaatnya kalau begitu kita bernegara. Hai kaum buruh, kamu sedang dimiskinkan. Ayo bangkit melawan. Semut diinjak melawan, gajah dikerjai melawan dan merusak hutan-hutan kalau habitatnya dirusak,” ajak Said.
“Apalagi kamu manusia hai buruh, harus punya kekuatan untuk melawan. Saya mau tanya sekali lagi, siap melawan? Siap berjuang?,” sambungnya seraya mengajak buruh meneriakkan yel-yel ‘Yang Mau Berjuang Tepuk Tangan’.
Artikel ini ditulis oleh: