Sejumlah anak buah kapal (ABK) WNI yang menjadi korban sandera kelompok militan Abu Sayyaf, berjabat tangan dengan perwakilan Pemerintah saat tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (1/5). Sepuluh orang ABK Indonesia yang disandera kelompok militan Abu Sayyaf telah berhasil bebas dan tiba di Indonesia. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/foc/16.

Jakarta, Aktual.com — Menteri Politik, Hukum, dan Keamanan, Luhut Binsar Panjaitan menyatakan pemerintah Indonesia masih melakukan negoisasi dan membebaskan empat WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Philipina. Luhut mengklaim Pemerintah tidak akan mengeluarkan uang tebusan bagi pembebasan mereka.

“Kita belum tahu itu. Pemerintah tidak dalam posisi bicara tebusan-tebusan. Dari pemerintah tidak ada (tebusan),” kata Luhut usai menjadi pembicara seminar di Universitas Muhammadiyah Semarang, Selasa (3/5).

Luhut menyatakan kemarin Pemerintah menggelar rapat upaya pembebasan empat WNI. Rapat digelar setelah Kelompok Abu Sayyaf membebaskan sepuluh WNI yang menjadi sandera mereka.

“Kemarin kami sudah rapatkan lagi di Jakarta, kita juga sudah evaluasi. Kira berharap penanganannya bisa lebih baik walaupun permasalahannya tidak sederhana juga,” ujar Luhut.

Luhut menambahkan Pemerintah hingga kini belum mendeteksi lokasi Abu Sayyaf menyembunyikan para sandera. “Sampai dengan tadi malam kita belum tahu posisi terakhir mereka,” tegas Luhut.

Saat ditanya soal peran Partai Nasional (Nasdem) dalam upaya pembebasan sepuluh WNI baru-baru ini, Luhut berkelit. “Saya tidak mau berspekulasi soal itu. Banyak pihak yang terlibat dalam proses pembebasan itu,” tegas Luhut.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka