Manado, Aktual.com – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Trimedya Panjaitan mengingatkan agar tidak ada saling klaim dalam upaya pembebasan empat WNA yang disandera kelompok bersenjata di Filipina.

Yang terpenting, kata dia, adalah dibebaskannya empat kru kapal tunda Henry yang disandera sejak April lalu. “Itu adalah kewenangan pemerintah pusat untuk membebaskan mereka, paling penting tidak boleh ada saling klaim,” kata politisi PDI-P itu, di Manado, Selasa (3/5).

Dia berharap keempat orang ini bisa bernasib sama dengan 10 WNA yang sudah berhasil dibebaskan. “Upaya diplomatik kita tunggu saja. Sebagaimana disampaikan Pak Luhut (tidak ada tebusan), tapi kalau ada yang bilang seperti itu, silahkan saja,” katanya.

Paling penting, kata dia, nyawa sepuluh sandera bisa terselamatkan. “Bagaimana prosesnya, itu soal belakangan. Kita berharap juga empat sandera ini dibebaskan,” harapnya.

Keempat kru kapal tunda yang masih disandera adalah Aryanto (kapten), Piter (chief officer), Dede (second officer) dan Samsir (juru mudi). Kru lainnya yang berhasil selamat yaitu Ucok (oiler), korban luka tembak yang mendapat perawatan intensif dan ditemani rekannya Sambada Oktavian (second engineering).

Sementara empat kru yang telah bertemu keluarga yaitu Royke Fransy Montolalu (juru mudi), Johanis Serang (chief engine), Leonardo (ted engine) serta Rohaidy (juru mudi).

Artikel ini ditulis oleh:

Antara