Jakarta, Aktual.com — Isra dan Miraj merupakan salah satu peristiwa yang penting bagi umat Islam. Sebab, menjadi cikal bakal adanya perintah mendirikan salat lima waktu.

Dalam Isra, Nabi Muhammad SAW ‘diberangkatkan’ Allah SWT dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Sedangkan Miraj, Rasulullah dinaikkan ke langit hingga ke Sidratul Muntaha.

Ketua Majelis Syariah Wilayah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DKI, Abdurrahman Suhaimi menerangkan, peristiwa Isra dan Miraj juga memiliki nilai lain yang bisa dipetik, yakni tidak ada yang tak mungkin bila Allah SWT telah berkehendak, meski tidak bisa diukur dengan pertimbangan logika akal manusia.

Karenanya, dia menyarankan agar orang tidak sering kali memakai logika matematika dan akal manusia dan tak melupakan logika kemahakuasaan Allah swt.

“Seringnya memakai logika kemanusiaan, menyebabkan kita selalu berpandangan sempit, pesimis, minim tawakal, dan terkungkung dengan logika-logika yang dibuatnya,” ujarnya kepada Aktual.com, Kamis (5/5).

Logika matematika dan akal manusia, kata Suhaimi, memang harus mendapatkan porsinya. Namun, logika kemahakuasaan Allah harus lebih didahulukan.

Dia lantas mencontohkan dengan beberapa peristiwa yang tak mampu ‘diterjemahkan’ dengan logika manusia. Perang Badar misalnya, lantaran kekuatan umat muslim hanya sepertiga dari total pasukan musuh, termasuk kesiapan perlengkapan perang yang tidak sebanding.

“Kalau menurut logika matematika dan akal manusia semata, pasti orang akan pesimis dan mengatakan mustahil menang. Tetapi, ternyata, kaum muslimin menang, karena kekuasaan Allah SWT,” bebernya.

Sebab itu, politikus kelahiran Blitar ini menyarankan, agar seseorang tidak memiliki keraguan sedikitpun untuk berbuat baik di jalan Allah SWT, seperti tak menunda-nunda untuk menikah lantaran penghasilannya dirasa kurang dalam memenuhi kebutuhan dan biaya yang diperlukan.

“Tetapi, ketika dia meletakan logika kemahakuasaan Allah di depan dengan tidak mengabaikan logika matematis dan pertimbangan akal manusia, pasti tumbuh semangat, keberanian, tawakal yang tinggi seraya berkata dalam hatinya, ‘Pasti Allah SWT membukakan pintu rezeki untuk dia, istri dan anak-anaknya’,” papar Suhaimi.

Artikel ini ditulis oleh: