Mantan Presiden Timor Leste José Ramos-Horta (tengah) menjadi pembicara kuliah umum dalam rangkaian The 3rd Asean Literary Festival (ALF) 2016 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (5/5). Peraih Nobel Perdamaian José Ramos-Horta memaparkan tentang konsep perdamaian, dan pengalaman hidup berdampingan dengan berbagai macam latar belakang, serta memberi dukungan kepada Indonesia sebagai bangsa yang menjunjung tinggi toleransi dan menghargai perbedaan. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/pd/16

Jakarta, Aktual.com – Mantan Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta, mengatakan masyarakat Papua sebagian besar masih percaya dengan pemerintah Indonesia dan tidak ingin memisahkan diri. Sebab masih banyak warga Papua yang berharap keadaan jadi lebih baik dengan komitmen Pemerintahan Joko Widodo.

“Banyak orang-orang di sana (Papua) yang sangat mengharapkannya setelah bertahun-tahun menelan kekecewaan, aku melihat banyak harapan pada pemerintahan yang baru ini,” kata Jose, di Jakarta, Kamis (5/5).

Yang perlu dilakukan Pemerintah Indonesia, menurut Jose adalah mendengarkan dan mengerti kenapa terjadi perlawanan di sana. Sebab semua sudah tahu penyebab perlawanan di Papua terus terjadi sejak lama. Pemerintah Indonesia harus memahami kenapa Papua ingin memisahkan diri dan apa yang membuat mereka tidak senang.

“Mereka inginkan kedamaian, kebebasan, penghargaan serta pembangunan. Selama ini mereka tidak merasakan pemerataan dari pembangunan yang ada,” kata mantan Perdana Menteri Timor Leste itu.

Meskipun demikian, kata Jose, tidak mudah dan sederhana untuk menyelesaikan masalah di Papua. Dibutuhkan usaha, komitmen, serta kepemimpinan yang kuat untuk membangun Papua. Harus ada kebijakan yang berkesinambungan yang dapat menguntungkan masyarakat lokal, serta pembangunan yang tidak merusak lingkungan.

Kata dia, Pemerintah Indonesia harus memahami masyarakat Papua yang merasa tertinggal. “maka pembangunan juga harus menyeimbangkan antara keetnikan mereka serta unsur modernisasi,” kata dia.

Dia percaya Indonesia punya pengalaman untuk hal itu. Karena Indonesia punya banyak sosilolog dan antroppolog serta Presiden telah berkomitmen untuk menyelesaikan ketidakadilan di Papua, dan Papua Barat.

Pemerintah Indonesia pun disarankannya untuk mendekati kelompok separatis di Papua tidak dengan kekerasan senjata, tetapi melalui pendekatan dialog. Sebab meskipun berseberangan, Jose yakin kelompok tersebut masih bisa diajak dialog. “Saya rasa itu langkah yang baik. Saat ini Indonesia sangat terbuka untuk itu,” kata dia.

Pemerintah Indonesia diingatkannya untuk berhati-hati dengan metode kekerasan. Sebab jika hal itu melukai orang yang tidak bersalah maka mereka akan ikut angkat senjata menyerang.

Pada 2 Mei, atas nama Indonesia, Menteri Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengundang Ramos Horta ke Papua untuk berdialog dengan warga setempat. Hal itu salah satu bentuk komitmen pemerintah untuk membangun Papua dan menyelesaikan kasus HAM di sana.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara