Beijing, Aktual.com – Upaya meredam keinginan Muslim Uighur memisahkan diri, Pemerintah Cina perbanyak sekolah yang menerapkan dua bahasa (bilingual) di Xinjiang.

Dalam keterangan resminya, Pemerintah Cina mengatakan siapkan dana 1 miliar Yuan atau sekitar 154 juta US Dollar. Uang sebesar itu akan dihabiskan untuk membangun 552 prasekolah yang menggunakan dua bahasa, Mandarin dan Turki,

“Terutama di wilayah selatan Xinjiang,” seperti dikutip dari kantor berita resmi Cina, Xinhua, Jumat (6/5).

Para pejabat Xinjiang mengatakan pemberlakuan bahasa bilingual akan dilakukan selama tiga tahun. Targetnya, 85 persen warga Xinjiang di 2020 nanti bakal kuasai bahasa Mandarin.

Mereka berdalih pemberlakuan bahasa bilingual untuk memperbaiki keadaan warga Uighur yang kesulitan berbahasa Mandarin dan terbiasa berbahasa Turki.

Diketahui, kekerasan di wilayah Xinjiang meningkat beberapa tahun terakhir, terkait keinginan untuk memisahkan diri dari Cina. Ratusan orang dari Suku Uighur dilaporkan tewas.

Keinginan Pemerintah Cina terapkan kebijakan bilingual untuk redam kekerasan, tidak mendapat sambutan positif dari kelompok pembela HAM.

Sebab mereka menilai akar masalah adalah kontrol pemerintah pusat pada budaya Uighur dan Islam. Pemerintah Cina kerap bersikap keras terhadap warga Uighur dan Suku Han.

Artikel ini ditulis oleh: