Jakarta, Aktual.com —Sekretaris Komisi A DPRD DKI Jakarta, Syarif khawatir tragedi Mbah Priok bakal terulang, bila Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI ‘ngotot’ menggusur kawasan pemukiman di Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara.
“Saya sebenarnya ngebatin juga ya, saya khawatir itu terulang lagi, ngeri,” ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Senin (9/5).
Menurutnya, wacana penggusuran tersebut juga kian ‘liar’ dan dikapitalisasi pihak-pihak yang berkepentingan. Padahal, secara subtansi menyangkut urusan tanah semata.
Karenanya, Syarif mengapresiasi langkah Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang berencana menggelar dialog untuk mengentaskan masalah tersebut. Sebab, cara yang dilakukan Komnas HAM tak berhasil.
“Kita lihat MUI mau buka diskusi dengan Ahok (Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama, red) bagaimana (nanti hasilnya),” tandas wakil ketua DPD Gerindra DKI ini.
Diketahui, terjadi kericuhan antara warga dengan Satpol PP menyusul rencana eksekusi tanah kawasan makam Mbah Priok yang berada di dalam area Terminal Peti Kemas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, 14 April 2010 silam.
Akibat insiden itu, sedikitnya tiga petugas penegak perda tewas dan ratusan orang mengalami luka-luka, termasuk 26 personil Polri yang bertugas. Arus lalu lintas dari pelabuhan Tanjung Priok menuju Cilincing dan arah sebaliknya pun tak bisa dilalui akibat bentrokan.
Para pengusaha juga terkena apes, lantaran arus barang dan jasa dari Terminal Peti Kemas Koja terhambat serta penjarahan barang-barang di salah satu kantor terminal peti kemas.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid