Jakarta, Aktual.com — Menteri Koordinator (Menko) Bidang Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli, menekankan pentingnya generasi muda menguasai laut. Dengan menguasai laut itulah, diyakini Indonesia ke depan menjadi negara yang hebat dan kuat.
“Jangan pernah bermimpi bisa menjadi negara hebat, kalau kita, terutama generasi mudanya tidak dapat menguasai laut,” kata Rizal kepada wartawan, Selasa (10/5).
Menurutnya, pelaut-pelaut Indonesia sejak zaman dulu terkenal karena kehebatannya. Bagaimana mereka mampu mengarungi lautan hingga mencapai ke Jepang menggunakan Kapal Majapahit yang sederhana.
Pelaut dari Kerajaan Majapahit juga pernah berlayar ke Malaka dan menguasai bagian wilayah Malaysia. Begitu halnya pelaut pada masa Kerajaan Sriwijaya yang mempunyai kekuatan maritim hingga mampu mengarungi lautan ke Champa Thailand.
Saat ini, pemerintahan Joko Widodo yang mempunyai gagasan besar dibidang kemaritiman memerlukan transformasi budaya dari yang condong ke darat beralih ke laut. Dan, negara besar di dunia dipastikan punya kekuatan besar juga di bidang maritim.
Kemenko Maritim dan Sumber Daya sendiri mengambil spirit pelaut-pelaut Indonesia masa lalu dengan menggelar ekspedisi Jakarta – Pontianak – Brunei Darussalam – Manila – Jepang. Yakni bersama Kementerian Pariwisata, Majapahit Admiration Community dan Takushoku University.
Ekspedisi rencananya digelar sepanjang Mei-Juli 2016 dengan menggunakan bahtera berupa kapal bercadik dengan panjang 20 meter dan lebar 4,5 meter. Dalam kapal ini tidak disediakan tempat tidur, melainkan koridor panjang.
Kapal tersebut disampaikan Rizal sengaja didesain sederhana sebagai replika dari kapal Majapahit yang pernah melintasi Sungai Brantas menuju Trowulan. Ekspedisi ini membawa misi mengangkat dan melestarikan nilai-nilai sejarah dan budaya maritim Indonesia ke Jepang.
Berdasarkan catatan sejarah, kapal Majapahit beberapa kali menyentuh daratan Okinawa dan tempat-tempat lain di Jepang pada abad ke-13. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya keris bergaya Majapahit di Okinawa dan penemuan pecahan keramik Imori kerajaan Jepang pada abad ke-13 di Trowulan, Jawa Timur.