Jakarta, Aktual.com — Impor Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar oleh PT Pertamina (Persero) saat persediaan soal over stock menjadi pertanyaan besar. Apalagi konsumsi masyarakat juga terhadap jenis BBM tersebut mengalami penurunan.

Ketika soal tersebut dikonfirmasi ke Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero), Ahmad Bambang, pada hari (Selasa 10/5), Aktual belum mendapat respon.

Diketahui stok nasional solar saat ini sudah berada di level yang tinggi yakni di atas 24 hari. Bahkan selama tahun 2016 berada di kisaran 30-an hari.

Kondisi tahun 2015 pada Juli stok tersedia 27 hari, Agustus 26 hari, September 24 hari, Oktober 24 hari, November 25 hari, Desember 24 hari. Selanjutnya 2016 Januari 28 hari, Februari 27 hari, Maret 28 hari, dan April 33 hari.

Over stock ini menyebabkan krisis daya tampung penyimpanan hingga terjadi inefisiensi akibat penurunan produksi kilang. Untuk mengatasi kondisi tersebut, dengan mengacu risalah rapat Direksi Pertamina No.047 tanggal 22 Maret 2016 maka dilakukan kargo solar dengan harga diskon pada konsumen industri sebesar 105% MOP atau setara dengan Rp4.550/liter. Sebagai perbandingan, harga normal konsumen industri pada saat ini adalah USD53/Bbl

Harga ini jauh lebih murah dibandingkan dengan harga penjualan solar PSO (konsumsi masyarakat) sebesar Rp5500/liter. Dengan kata lain pemerintah saat ini menetapkan harga solar PSO pada bulan Maret 2016 membuat rakyat Indonesia dipaksa untuk menanggung inefisiensi Pertamina.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta